Sri Mulyani: Ekonomi Tumbuh Baik, Penerimaan Negara Diperkirakan Capai Rp2.637,2 Triliun

Sri Mulyani: Ekonomi Tumbuh Baik, Penerimaan Negara Diperkirakan Capai Rp2.637,2 Triliun

JAKARTA (Kastanews.com)- Dalam proyeksi akhir APBN 2023, penerimaan negara diperkirakan mencapai Rp2.637,2 triliun atau 107,1% dari target.

Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kabinet Paripurna mengenai pelaksanaan APBN 2023 semester I kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sri Mulyani menyebutkan, hingga semester I-2023, pendapatan negara mencapai Rp1.407,9 triliun atau 57,2% dari target, tumbuh 5,4% (yoy).

Sementara penerimaan pajak mencapai Rp970,2 triliun atau 56,5% dari target, juga tumbuh 9,9%. Capaian ini utamanya ditopang PPh Badan yang tumbuh 26,2% (yoy) dan PPN Dalam Negeri yang tumbuh 19,5% (yoy).

“Ekonomi kita masih tumbuh cukup baik. Penerimaan Bea Cukai Rp135,4 triliun (tumbuh negatif 18,8%), PNBP mencapai Rp302,1 triliun (68,5%) tumbuh 5,5% (yoy) terutama berasal dari komoditas nonmigas tumbuh 94,7% (yoy), dan dividen BUMN yang tumbuh 19,4% (yoy),” ungkap Sri seperti dikutip dari akun Instagram resminya @smindrawati di Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Kemudian, belanja negara mencapai Rp1.254,7 triliun (41,0%), tumbuh 0,9%. Belanja Pemerintah Pusat (BPP) Rp891,6 triliun tumbuh 1,6% dimana Rp492 triliun (55,2%) dinikmati langsung masyarakat dalam bentuk Bansos-Subsidi listrik, BBM, LPG 3 kg dan pupuk, beasiswa anak-anak tak mampu, premi BPJS kesehatan bagi masyarakat miskin.

Sri Mulyani menambahkan, APBN juga memberikan Insentif Fiskal untuk 62 daerah tertinggal dan penurunan inflasi daerah. Juga upaya memberantas kemiskinan ekstrem dengan Dana Desa difokuskan untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dan perbaikan tata kelola di desa.

“APBN 2023 semester I surplus Rp152,3 triliun, keseimbangan primer surplus Rp 368,2 triliun. Ini hasil positif yang sangat baik,” tegas Menkeu.

Menkeu menegaskan, APBN 2023 terus bekerja keras melindungi rakyat dan ekonomi. Dia mengklaim APBN juga semakin sehat dan berkelanjutan. “Itu prestasi yang tidak mudah pada saat banyak negara mengalami krisis ekonomi dan kesulitan Keuangan Negara/utang,” pungkasnya.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *