Menkes Klaim Banyak Negara Puji Penanganan Covid-19 di Indonesia

Menkes Klaim Banyak Negara Puji Penanganan Covid-19 di Indonesia

JAKARTA, 10 September 2021 : Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengklaim penanganan covid-19 di Indonesia mendapat pujian dari negara lain.

Namun, Menkes menyayangkan potret penanganan covid-19 justru dirisak orang di negeri sendiri.

Lebih lanjutnya, Budi Gunadi membeberkan beberapa pejabat negara lain yang memuji penanganan covid-19 di Indonesia.

Hal ini dilihat saat pertemuan Menteri Kesehatan negara G20 awal September ini di Roma, Italia.

“Untuk mengatasi pandemi mereka juga muji juga, kok akhirnya turunnya hebat sekali, tapi saya dengan kerendahan hati saya bilang sebagian turunnya itu dia karena memang kita tim seluruh Indonesia bekerja keras,” ujar Budi dalam diskusi virtual, Kamis (9/9).

Kemudian, ia juga menyebut Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza yang terkejut melihat vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang lebih cepat dari negaranya.

“Yang kaget pertama kali adalah Menteri Kesehatan Italia karena dia kan penduduknya 57 juta jadi kita udah menyuntik ke lebih banyak orang dibandingkan Italia, kita juga sudah menyusul Jerman dari sisi jumlah orang yang kita kan suntikan,” tambah Eks Wakil Menteri BUMN RI.

Menurutnya, mereka terkejut karena Indonesia negara yang tidak memiliki pabrik vaksin, tapi bisa menggelar vaksinasi massal dengan cepat.

“Kita nggak punya pabrik vaksin, tetapi kita melobi semua produsen untuk dapat sebanyak-banyaknya vaksin. Total vaksin yang kita udah terima yang dari donasi mungkin sudah hampir 40 juta dosis,” tuturnya.

Budi mengungkapkan saat ini posisi Indonesia berada di ranking 6 dari sisi jumlah vaksinasi, sesudah China, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Jepang.

Namun di dalam negeri, Budi mengaku sering dibully netizen terkait penanganan Covid-19 yang dinilai kurang maksimal, khususnya soal kemampuan testing dan tracing oleh pemerintah.

“Saya ingat waktu pertama kali saya masuk (jadi Menkes), testingnya 20-30 ribu per hari sampel, orangnya 15-20 ribu orang dibully netizen, sekarang sudah naik 200-250 ribu sampel per hari, ya sama juga dibully,” ungkapnya.

“Jadi pengalaman saya kerja di publik service ini apapun yang dilakukan ya dibully juga, gak papalah yang penting niatnya baik menyelamatkan rakyat, ini konsekuensi jadi pejabat publik,” sambung Budi. (Rian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *