Isi Pidato Lengkap Jokowi di HUT ke-10 NasDem

Isi Pidato Lengkap Jokowi di HUT ke-10 NasDem

KASTANEWS.ID, JAKARTA: Bismillahirohmanirohim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang. Salam sejahtera bagi kita semuanya, Om Swastiastu namo buddhaya salam kebajikan.

Yang saya hormati Ketua Umum Partai NasDem Bapak Haji Surya Paloh beserta seluruh jajaran pengurus DPP DPW dan keluarga besar Partai Nasdem di seluruh Tanah Air yang saya cintai dan saya banggakan.

Bapak, Ibu, hadirin undangan yang berbahagia. Hari Jumat lalu saya baru saja tiba dari perjalanan selama seminggu, yaitu di Roma menghadiri KTT G20. Kemudian diteruskan dengan KTT perubahan iklim COP26 di Glassgow. Dan yang terakhir kemudian kita mampir di Uni Emirat Arab untuk memperkuat dukungan kita dengan negara-negara sahabat.
Ada yang saya rasakan yang berbeda kalau dibandingkan dengan summit dengan KTT-KTT sebelumnya. Di pertemuan itu banyak sekali permintaan bilateral. Permintaan pertemuan dari negara-negara lain negara-negara yang hadir saat itu.

Kemudian yang kedua banyak sekalian secara mendadak baik waktu saya berdiri maupun saya duduk datang kepada saya. Dan itu adalah negara-negara gede. Negara-negara besar. Kepala negara yang datang ini ada apa? Perbedaan itu yang saya rasakan.

Pentingnya posisi presidensi G20
Tetapi menurut saya, lebih penting adalah sebuah penghormatan Indonesia untuk menjadi presidensi. Menjadi Ketua G20. Dan nanti kita akan menyelenggarakan KTT di Indonesia. Di Pulau Bali dan juga di kota-kota lain.

Selama satu tahun sejak 1 Desember nanti sampai pada awal November 2002, kita akan menyelenggarakan kurang lebih 150-an pertemuan. Baik urusan keuangan, urusan iklim, pusat digital ekonomi. Semuanya diselenggarakan di Indonesia.

Indonesia adalah negara pertama. Negara berkembang pertama yang menjadi presidensi G20. Oleh sebab itu, posisi ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Karena betul-betul kita duduk setara dengan negara-negara maju.

Bagaimana kita bisa mendongkrak. Bagaimana kita bisa memanfaatkan posisi ini untuk kepentingan nasional kita.

Dan perlu saya tegaskan sekali lagi, kita ini adalah negara besar yang sering kita lupa. Sering kita lupa nanti setelah kita menjadi ketua di G20 berikutnya di Tahun 2022.

Nanti kita juga akan menerima tongkat menjadi ketua di ASEAN. Juga mungkin di bulan Oktober atau November 2022.

Kembali lagi saya sampaikan, kita ini adalah negara besar. Indonesia adalah negara besar dengan sejarah besarnya. Kita ingin betul-betul sekali lagi memanfaatkan ini untuk mempengaruhi kebijakan kebijakan dunia dalam rangka apapun.

Tapi yang sering saya sedih, posisi kita semakin dihargai, posisi kita semakin dihormati, posisi kita semakin dipandang oleh negara lain. Tapi sering di negara sendiri dikerdilkan.

Sering membuat saya ada pada posisi itu. Sebetulnya baik pada keketuaan G20 nantinya, setelah ini jadi ketua ASEAN, warga kita harus merasakan akan kehormatan itu. Saya ingin kita semuanya dihormati dan dihargai oleh warga negara lain di mana pun WNI kita berada.

Jangan pelihara mental inlander
Bapak dan Ibu yang saya hormati. Bapak ketua umum. Kita tidak ingin, saya tidak ingin minta kita jangan inferior.

Ketemu bule saja kayak ketemu siapa gitu. Sedih kita. Sama-sama makan nasi juga. Memang kita tidak sadar bahwa kita telah 350 tahun dijajah? Sehingga kadang-kadang saya berpikir apakah dijajah terlalu panjang ini memunculkan sebuah DNA yang tadi saya sampaikan.

Jangan- jangan seperti itu, meskipun kita sudah 76 tahun merdeka. Dan merdekanya pun lewat sebuah perjuangan yang panjang. Bukan diberi. Ini masih terus jadi kepikiran ya. Jangan-jangan kita memiliki mental inlander, mental terjajah, mental inferior gara-gara DNA yang diturunkan karena 350 tahun kita terjajah.

Sebab itu, kita harus membangun seperti tadi yang disampaikan oleh Bapak Surya Paloh. Kita harus mulai membangun rasa percaya diri. Rasa optimisme sebagai bangsa pemimpin.

Jangan sampai kita kehilangan orientasi itu. Dan itulah yang dinamakan gerakan perubahan. Gerakan restorasi.

Dan mental inlander itu, mental terjajah itu, mental inferior itu, jangan sampai tidak hilang. Jangan juga ada yang memelihara itu. Mental seperti itu jangan dipelihara.

Kita harus ingat, kita memiliki banyak peninggalan sejarah. Kejayaan dari pendahulu-pendahulu kita. Dan sekali lagi, kemerdekaan Republik Indonesia bukan hasil dari pemberian, tetapi hasil dari sebuah perjuangan panjang.

Sebab itu, sering saya sampaikan bahwa kita ini kaya dengan warisan peradaban dan ajaran budi pekerti. Menurut saya, menjadi sebuah hal yang sangat penting sekali untuk memperkuat identitas. Memperkuat karakter bangsa ini.

Kemerdekaan hasil perjuangan panjang
Jangan sampai kita kehilangan ajaran budi pekerti itu. Sehingga, kita bisa mewarisi kearifan-kearifan lokal untuk mengelola kehidupan kita secara baik. Ada seni dan budaya yang kita miliki yang sangat beragam. Itulah kekuatan kita.

Dan setelah pembangunan infrastruktur secara masif, kita sekarang berkonsentrasi kepada pembangunan sumber daya manusia. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Karena itulah yang akan menjadi pondasi kita dalam menghantarkan bangsa ini untuk maju.

Itu saja yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Selamat ulang tahun ke-10 Partai NasDem. Semoga kita semuanya diberikan rahmat dan hidayah oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *