Exispal24KJ Pulang Kampung ke Cangkuang (2)

Exispal24KJ Pulang Kampung ke Cangkuang (2)

KASTANEWS.ID, PAMULANG, 31 Desember 2019: Survei untuk dilangsungkannya ‘Exispal24KJ Pulang Kampung ke Cangkuang’ memang baru sekali dilakukan. Namun dari survei pertama itu, sedikitnya sudah banyak informasi yang diserap. Mulai dari harga sewa lokasi, harga tenda, harga catering, luas area camping, toilet, suasana lokasi, hingga ke urusan mushola.

Pasca dilakukannya survei perdana, pertemuan ke duapun dilakukan. Tepatnya di rumah Yudhi Wastu di kawasan Kompleks Garuda, Kalibata, Jakarta Selatan. Mereka yang hadir pada pertemuan ke dua antara lain Trisno, Rini A., Dewi, Hasan, Njun, Feliana, Judhi, Nina dan Didik.

Bahkan rumusan panitya juga sudah mulai terbentuk. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris masih formula awal. Hasan Entol, Hendri ‘Camar’ Wijaya dan Feliana Darma. Trio Paten yang terus mengkonsolidasikan gelaran kali ini harus berjalan sukses.

Sedangkan untuk devisi lainnya, ada Bendahara digawangi Rini A dari Angkatan 1984. Untuk Koordinator masih dipercayakan pada Joko dan Endy dari Elang Gunung. Koordinator Konsumsi dipegang Amelia dari Angkatan 1986. Khusus untuk Aki Trisno (Angkatan 1984), masih konsisten untuk memegang Devisi Transportasi.

Untuk Koordinator Humas diberikan kepercayaan pada Didik dan Tri Joko, kolaborasi Angkatan 1987 dan 1988. Khusus untuk Humas, seluruh angkatan diharapkan bersedia menjadi Humas angkatan masing-masing. Untuk Angkatan 1988 diberikan kepada Aphul, Angkatan 1987 Didik, Angkatan 1986 Dewi, Angkatan 1985 Umar dan Angkatan 1984 Sandy.

“Humas memang harus melibatkan banyak orang karena setidaknya setiap angkatan harus ada yang mewakili. Ini diharapkan bisa memudahkan komunikasi sesama angkatan sekaligus memobilisasi teman-teman sesama Exispal24KJ ataupun simpatisan yang ingin ikut dalam acara,” ujar Trisno.

Maka dari itu, tambah Trisno, teman-teman yang sudah dipercaya menjadi humas angkatan masing-masing bisa membuka diri untuk menjelaskan kepada teman-teman Exispal lainnya agar ikut serta dalam acara Pulang Kampung ke Cangkuang tersebut.

Ada satu devisi lagi yang tidak kalah penting dari devisi-devisi lain. Itu adalah devisi supporting yang juga penasehat. Special untuk posisi tersebut diberikan kepada Ismail dan Trisno. Duet maut ini sangat diharapkan bisa menjadi kunci kesuksesan acara secara keseluruhan.

“Di awal tahun ini, saya sangat berharap kepada seluruh mereka yang merasa pernah menjadi anggota Exispal, aktif atau tidak, simpatin aktif atau tidak, sempet sering jalan bareng Exispal atau tidak, bisa berkumpul kembali. Cangkuang adalah tanah leluhur Exispal. Sudah waktunya di awal tahun 2020, kita pulang kampung, merajut kembali yang retak-retak. Inget, udeh pade tue,” ujar Ismail saat dihubungi melalui saluran udara.

Pada pertemuan ke dua tersebut, panitya, khususnya sekretaris dan bendahara dibantu ketua dan panitya yang hadir, telah merumuskan perkiraan anggaran yang harus dikeluarkan. Nilai total anggaran yang dibutuhkan sesungguhnya cukup besar, namun harus dicarikan solusi yang solutif agar besarnya anggaran tidak menghambat penyelenggaraan acara.

“Kalau dihitung per orang, jatuhnya nanti akan besar sekali kalau harus menanggung seluruh biaya. Makanya urunan cukup dibebankan 200 ribu aja per peserta, sisanya nanti sama-sama dicarikan donatur,” papar Feliana Darman yang tetap semangat untuk Exispal.

 

Lebih jauh dijelaskan Feli, untuk urunan 200 ribu itu, sudah mencakup kaos, tiket masuk, tenda charlie, tenda pleton, listrik, konsumsi, coffee break, kayu bakar api unggun, spanduk dan juga door price.

“Selama ini kan kita menjalaninya seperti itu. Urunan itu hitungan kasar karena diharapkan teman-teman yang diberi ‘cukup’ rejeki bisa membayar lebih supaya tetap bisa membantu teman-teman lain yang ‘mungkin’ tidak bisa membayar sesuai yang sudah ditetapkan,” ujar Feli.

Hingga berita ini diturunkan, bakal calon peserta yang mendaftar untuk mendapatkan kaos sudah mencapai 27 peserta. Artinya, mudah-mudahan mereka bukan hanya ingin mendapatkan kaosnya saja, tapi benar-benar ingin ikut bersama di acara puncaknya nanti.

“Mudah-mudahan makin dekat hari ‘H’ nya nanti jumlah pemesan kaos akan bertambah, karena harga kaos tidak terpisah. Harga kaos jadi satu sama kayu bakar api unggun,” tegas Hasan Entol.

Mushola
Pada kegiatan Exispal24Kj kali ini, Elang Gunung mengharapkan ada juga acara bakti sosial di sekitar acara. Jika dulu di Cidahu panitya sempat membuatkan monumen untuk Pak Iya (alm.), maka kali ini panitya berencana merenovasi Mushola.

“Dari beberapa lokasi camping di sekitar situ, rasanya hanya ada satu mushola. Nah, mushola itu yang pingin kita sih dirapihin,” terang Hasan yang sudah melakukan pertemuan dengan pengelola lokasi camping.

Informasi yang didapatkan saat survei, pengelola lokasi camping menginginkan mushola itu diperbesar. Dari yang awalnya hanya 4×2 meter menjadi 4×6 meter. Kondisi yang ada saat ini, mushola itu terbuat dari dinding bambu (gedek) dan sangat sederhana. Jika saja Exispal24KJ bisa merapihkannya, tentu akan bisa membuat nyaman orang-orang yang ingin beribadah. Sebuah keingin yang sangat baik ketika kita bisa memfasilitasi orang sholat dan beribadah di lokasi seperti itu.

“Ada sejumlah biaya yang sempat disebut pengelola. Nilainya belasan juta rupiah. Tapi panitya sepertinya punya ide lain supaya urusan merapikan mushola bisa terlaksana namun tidak memberatkan secara anggaran,” tukas Hasan.

Gagasan yang sempat terlontar pada pertemuan ke dua adalah, bahwa mushola itu akan dilebarkan menjadi 4×6. Hanya saja, soal design diharapkan bisa dibuatkan oleh panitya sendiri agar bisa menekan biaya.

“Bahkan kalau bisa, kita semua anggota Exispal yang ngerjain itu mushola. Tapi itu harus dikerjakan di sekitar bulan Maret, supaya saat pelaksanaan Exispal24KJ Pulang Kampung ke Cangkuang tinggal melakukan peresmiannya aja,” papar Hasan.

Ide ini disambut baik oleh teman-teman yang lain. Hanya sekarang persoalannya, ijin untuk mendesign ulang mushola dan dikerjakan pengerjaannya oleh Exispal sendiri mendapat persetujuan atau tidak dari pengelola wilayah. Soal ini, rencana survei ke dua pada 11 Januari akan dipastikan.

“April itu udah ramadan. Mungkin orang butuh tempat beribadah. Kalau mushola itu bisa dirapihin, rasanya bakti sosial Exispak kita ini akan membawa berkah. Ini tabungan akhirat lho,” tegas Hasan lagi.

Maka dari itu, di luar soal pembiayaan acara inti yang 200 ribu, merapikan atau merenovasi mushola juga butuh pendanaan. Diharapkan donasi untuk mushola bisa memobilisasi pihak luar, jika memang anggota Exispal tidak mencukup untuk renovasi dan perluasan mushola.

“Sebaiknya dan saya sangat berharap, urusan mushola ini bisa kita tanggung. Besarannya berapa masih harus dipastikan karena harus didesign ulang, dihitung biaya pembangunannya, kalau tenaganya dari teman-teman Exispal udah pasti bagus banget lah. Malah pernah ditawari nama mushola itu jadi Exispal,” ungkap Hendri yang sempat bertemu langsung dengan pengelola lokasi camping saat survei pertama.

Seberapa jauh realisasi seluruh gagasan dan rencana Exispal24KJ Pulang Kampung ke Cangkuang, rasanya masih akan dimatangkan lagi. Selain survei lanjutan baru akan dilakukan minggu depan, detil kebutuhan anggaran juga akan dimatangkan kembali.

Panitya tetap membuka ruang dialog dan diskusi untuk kesuksesan acara. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *