Eko Suprihatno

Eko Suprihatno

KASTANEWS.COM: “Eko and Didik are celebrating 11 years of friendship on Facebook!” Kira kira kalau diterjemahin sama ‘mbah google’ artinya jadi “Eko dan Didik merayakan 11 tahun persahabatan di Facebook!”

Tulisan itu muncul di akun facebooknya Eko Suprihatno pada Rabu, 26 Agustus 2020 lalu. Sebagai pencatat, facebook tentu pengingat yang sangat baik.

‘Tapi mengenal seorang Eko, atau yang ikrib suka disapa Eko ‘Bing Slamet’ Suprihatno (karena suka dimirip-miripin ‘Adi Bing Slamet’)  tentu punya satu moment yang mungkin dia juga sudah lupa.

Entah kapan persisnya, sudah tidak diinget hari, tanggal, bulan maupun tahunnya, tapi yang jelas saat itu hari sudah menjelang sore. Setelah selesai kuliah, aku ingin balik ke kost di jalan SDLB (sebrang kampus).  Pas persis diturunan, tetiba Eko menjajariku jalanku.  Ujug-ujug dia berujar, “Dik, aku melok kost dong – (Dik, aku ikut kost dong),” ujarnya.

Setelah menoleh kearahnya, aku hanya menjawab.

“Ya sana, yang penting ikut patungan uang kost,” jawabku singkat.

Kamipun berjalan berjajar menuju Kost Subur. Dalam jalanku, batinku bertanya-tanya.

‘Ini orang siapa ya? Kelompok berapa? Kok ujug ujug pingin kost bareng?

Karena jujur saja. Sejak masuk kuliah, memang gak kenal. Rasanya memang beda kelompok. Temen-temennya main juga beda. Tapi kok mau ikut kost bareng itu lho..?

Tapi dasarnya Eko ‘Bing’ memang anak baik. Sambutan untuk meng’iya’kan permintaannya terlontar begitu saja. Sama sekali aku tidak berpikir-pikir ke dua kali. Mungkin itu yang harus diterima sebagai anak sholeh.

Aku sebut ikut patungan uang kost, memang karena di kos itu sudah ada beberapa teman yang bergabung. Terutama Rusdy Nurdiansyah dan juga Hardi.  Maka Eko ikut patungan uang kost.

Sepanjang kost di kost kostan Subur, proses kuliah dan meniti masa depan dilalui bersama-sama. Di kost itu ada banyak teman seangkatan dan adik-adik angkatan.  Tapi secara pribadi, kami semua bisa saling mempengaruhi. Bila ada satu teman yang menjadi fotographer, maka teman yang lain bisa ikut jadi fotographer. Bila ada yang  lebih suka menulis dan menjadi reporter, maka teman yang lain juga bisa menjadi reporter. Bahayanya kalau yang satu jadi ‘cimenger’ maka ada satu dua teman yang ikut jadi ‘cimenger’. Meski begitu tetap ada teman di lingkungan itu yang rajin sholat, walaupun tidak menginspirasi teman lain untuk ikut sholat lima waktu. Kalaupun ada, sholatnyapun masih bolong-bolong. Itu pun sudah sangat bagus, menginspirasi kebaikan.

Menulis dan menjadi reporter saat itu menjadi impian banyak teman yang kuliah di kampus cinta. Utamanya yang mengambil jurusan Jurnalistik. Maka sebagai mahasiswa jurusan jurnalistik (terlanJUR cari NAsi Lewat MesIn keTIK by Nurhilal)   aku sejak semester awal sudah kelayapan ke luar kampus. Bergaya kayak wartawan. Nongkrong di sana sini tempat kumpul wartawan.

Saat magang di Majalah Sarinah, Eko ikut menulis di sana.  Jadi wartawan freelance. Kasih usulan tema yang mau diangkat ke redaksi. Kalau usulan tema dianggap menarik, kami diminta untuk menindaklanjuti menjadi naskah berita. Kalau gak diterima, kami akan terus mencari tema lain di rapat redaksi berikutnya.

Bersama vespa tua nya, kami sering ke sana ke sini. Merintis menjadi wartawan.  Suatu ketika, Eko sempat melontarkan ucapannya.

“Aku ki punya cita-cita cuma dua. Kalau gak jadi Camat ya pingin jadi Wartawan,” ujarnya.

Dan kini, cita-citanya itu sudah terkabul. Eko berhasil mewujudkan cita-citanya.

Lepas dari kampus cinta, Eko memulai karier kewartawanan secara organik di Harian Koran Sore Terbit. Kantornya kalau gak salah di Pulogadung. Mesti tak lagi di kost Subur, sesekali kami tetap bertemu. Kadang aku ikut Eko liputan ke Gelora Senayan. Saat itu Eko jadi wartawan olah raga.

Di olahraga inilah, Eko sukses melanglangbuana. Keliling dunia liputan event-event olahraga.

Wakut terus berjalan. Hingga akhirnya Eko singgah di Media Group, atau tepatnya di Media Indonesia. Tetap sebagai jurnalis. Posisinya sudah terhitung mapan. Seringkali muncul di Metro TV menjadi nara sumber. Atau sesekali membawakan Editorial Media Indonesia.

Kami kini dalam satu payung Media Groups. Eko di Media Indonesia dan aku di Metro TV. Sesekali pula kami bersua, kalau kebetulan bertemu atau janjian.

Tapi bila ada keperluan, kami bisa saling bersua. Sekedar makan duren atau ngobrol ke sana sini.

Di bulan September Ceria ini, Eko berulang tahun. Sebenernya tulisan ini ingin diterbitkan pas 1 September lalu. Tapi waktu, mood dan kesibukan lain membuat tulisan ini terus tertunda.

Selamat ulang tahun ‘dul’, berkah hidup semoga lebih banyak faedahnya ketimbang mudharatnya. Jaga sehat, banyak rejeki, dan sukses selalu jelang pensiun beberapa tahun ke depan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *