Surat Terbuka Caleg DPR RI

Surat Terbuka Caleg DPR RI

Oleh: Gantyo Koespradono

JAKARTA (Kastanews.com): SAYA pernah membaca dan mendengar pertanyaan bernada curiga seperti ini: “Mengapa, ya, para anggota DPR nggak ada yang miskin?”

Pertanyaan itu mengandung asumsi bahwa para calon anggota legislatif (caleg) yang kini berkontestasi menjadi legislator – entah itu DPR RI, DPRD Provinsi/Kota/Kabupaten – juga kaya-kaya.

Kalau pertanyaan itu dialamatkan kepada saya, sekaligus mengacu kepada pengalaman saya sebagai caleg DPR RI, jawabannya, tidak semua caleg atau anggota DPR RI dari sononya memang sudah kaya atau berduit.

Pada Pemilu 2019, saya pernah diminta Partai NasDem menjadi caleg DPR RI untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah 2 yang meliputi Kabupaten Demak, Kudus, dan Jepara.

Pada Pemilu 2024 ini, kembali Partai NasDem minta saya “nyaleg” di Dapil Jawa Tengah 5 yang meliputi Kota Solo, Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo.

Kayakah saya? Punya uang melimpahkah saya? Tentu saja tidak! Saya orang biasa-biasa saja.

Namun, dibilang miskin, pastinya juga tidak, sebab saya punya penghasilan dari honor membuat konten karena saya dihargai punya kemampuan menulis. Lebih dari separuh usia saya yang tidak muda lagi, saya habiskan di dunia kewartawanan.

Karena itu saya sempat “ngiri” jika ada teman caleg yang mengaku dalam rangka memenangi kontestasi Pileg 2024 sudah menyiapkan uang yang jumlahnya mencapai Rp 2 miliar, bukan untuk DPR RI, lho, melainkan DPRD Kabupaten!

Saya, mungkin Anda akan semakin geleng-geleng kepala jika mendengar kabar, pada Pemilu 2019 lalu, ada partai politik (tidak masuk syarat minimal kursi di DPR RI) yang membekali setiap caleg DPR RI Rp 10-15 miliar. Informasi ini saya peroleh setelah menonton tayangan “Bocor Alus Politik” Tempo.

Saya tidak tahu, berapa biaya yang disiapkan partai yang sama kepada caleg-caleg DPR RI pada Pemilu 2024 ini setelah partai mereka bergabung mendukung salah satu kubu pasangan capres-cawapres yang kabarnya menyiapkan dana kampanye hingga Rp 400 triliun.

Lalu, mengapa Partai NasDem meminta saya menjadi caleg DPR RI? Saya menduga selain berlatar belakang sebagai wartawan, saya juga aktivis di komunitas kristiani. Lebih dari 15 tahun saya pernah menjadi anggota Majelis Gereja Kristen (GKJ) Jawa Tangerang.

Saya juga pernah menjadi salah seorang pengurus komisi di komunitas GKJ Klasis Jakarta Bagian Barat. Ayah saya (almarhum) pernah menjadi pendeta di GKJ Joyodiningratan Solo pada 1960-an.

Berlatar belakang sebagai wartawan, penulis dan editor sejumlah buku, saat ini saya dipercaya menulis buku sejarah Gereja Kristen Jawa Klaten.

Oh, ya, pada Pilpres 2014, bersama kawan-kawan eks Media Indonesia dan aktivis beberapa partai koalisi, saya pernah diminta membantu mengurusi konten dalam rangka memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla di Media Center Jokowi-JK.

Tunggu dulu, di Media Center Jokowi-JK, saya bukan orang penting. Ibarat main film, saya cuma pemain figuran, meskipun saya pernah diancam mau dihabisi oleh “musuh-musuh” Jokowi pada saat itu.

Ya, itulah “kekayaan” yang saya miliki. Tidak lebih dari itu. Uang yang ada pada saya sekarang, atas saran banyak kawan, hanya saya fokuskan untuk keluarga. Lain soal tentu kalau ada yang mau mensponsori saya seperti caleg yang ada di partai sebelah. Nggaklah, ya.

Jadi buat warga masyarakat yang memiliki  hak pilih di Kota Solo, di Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo, jangan heran kalau Anda tidak pernah menemukan satu pun baliho, spanduk bergambar wajah saya.

Untuk Anda ketahui, saya, Gantyo Koespradono, caleg DPR RI oleh Partai NasDem ditempatkan di nomor urut 7. Alhamdulillah, puji Tuhan, jika Anda memilih saya pada 14 Februari 2024.

Jika pun Anda sudah punya pilihan lain, buat saya juga tidak masalah. Saya tetap bersyukur, sebab saya telah dipercaya oleh Partai NasDem menjadi caleg di Dapil Jawa Tengah 5 (Kota Solo, Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo) dan Anda telah membaca perenungan saya lewat surat terbuka ini.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *