Nurhadi : Perlu Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Terkait PTM

Nurhadi : Perlu Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Terkait PTM

KASTANEWS.ID, JAKARTA: Pemerintah harus mengantisipasi kemungkinan terjadi lonjakan paparan Covid-19 seiring dibukanya pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

Hal tersebut dikemukakan Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai  Nurhadi saat Rapat Kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Penny K Lukito, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Ganip Warsito, serta Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/11).

“Terkait PTM yang sudah dilakukan di beberapa daerah, jangan sampai pembukaan PTM justru membuat angka positif Covid-19 kembali naik,” ujar Nurhadi.

Legislator NasDem itu juga menyoroti tingkat vaksinasi di beberapa daerah yang masih rendah. “Di dapil saya di Blitar, vaksinasi masih di bawah 50 persen. Saya lihat stoknya cukup, tapi minat masyarakat untuk vaksin menurun ketika kasus Covid-19 mulai melandai,” tambahnya.

Dia meminta pemerintah lebih kreatif serta mendorong pemerintah daerah untuk segera mempercepat vaksinasi agar mencapai batas minimal yaitu 70%.

Terkait Vaksin Merah Putih, Nurhadi meminta BPOM untuk mempercepat proses uji klinis, karena jika terlalu lama dikhawatirkan akan muncul varian baru Covid-19.

“Target 2022 Vaksin Merah Putih baru akan memasuki prauji klinis, berapa lama vaksin ini bisa digunakan? Kami berprinsip bagaimana vaksin ini progresnya cepat, sehingga bisa terwujud dan jadi kebanggaan dalam negeri. Jangan sampai berlarut-larut. Jangan sampai nanti Vaksin Merah Putih ini terlambat,” paparnya.

Legislator NasDem dari Dapil Jawa Timur VI (Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar) tersebut juga mengapresiasi penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang dinilai praktis, efektif dan efisien.

“PeduliLindungi lebih praktis, efektif dan efisien tetapi kiranya perlu ditingkatkan aplikasi itu. Misalnya hasil antigen atau PCR yang ternyata belum bisa masuk seluruhnya. Dan juga mohon diperbanyak laboratorium dan rumah sakit yang terkoneksi dengan aplikasi PeduliLindungi terutama di daerah-daerah,” katanya. (rls/ND/Dis/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *