Menyoal Aksi Recehan 1104

Menyoal Aksi Recehan 1104

Penulis: Gantyo Koespradono

KASTANEWS.ID, TAK ada panas dan hujan, ada segerombolan manusia penggemar Toa, spanduk dan doyan teriak-teriak berencana melakukan aksi unjuk rasa pada 11 April 2022.

Kemarin-kemarin ketika orang-orang itu membangun narasi agar punya alasan untuk berdemo, saya tidak pernah menggubris, lalu menulis sesuatu di media sosial. Ulah mereka saya anggap recehan.

Faktanya, di lapangan aksi mereka memang benar-benar recehan. Tak banyak media yang memberitakan.

Peristiwa sesungguhnya waktu itu ternyata hanya pengumuman bahwa sekelompok manusia bebal yang singkatan organisasinya sama dengan ormas yang telah dibubarkan itu punya pemimpin baru. Ya, cuma ini.

Silaturahmi yang berlangsung di seputaran Patung Kuda Jakarta itu sepertinya hanya ingin memberitahu kepada para peserta atau (mungkin) “bohir” bahwa mereka sudah punya event organizer baru spesialis demo: “Kalau Anda ingin mengganggu pemerintahan Jokowi, jangan segan-segan hubungi kami.”

Aksi demo yang katanya akan digelar tanggal 11 April 2022 sepertinya proyek pertama dengan “promosi” lumayan gencar di media sosial dan grup-grup WA bawah tanah. Tak ketinggalan untuk menarik simpati, narasi yang dibangun ditaburi dengan tepung agama.

Fitnah dan hoaks selalu dijadikan hiasan. Di medsos tempo hari ramai dinarasikan bahwa yang akan demo adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).

Mereka menyebar selebaran digital berupa ajakan agar berbondong-bondong ke Jakarta pada 11 April dengan alasan situasi negeri ini seolah-olah sedang gawat. Mereka mengajak orang-orang bebal agar menutup Jakarta.

Belakangan BEM SI membantah tidak pernah membuat selebaran seperti itu. Juga, katanya, tak pernah mengajak demo 1104.

Lalu, siapa sang provokator? Siapa lagi kalau bukan para pemberontak? Pembuat makar. Pengacau keamanan.

Kita lihat, apakah tanggal 11 April benar-benar akan ada demo seperti yang mereka rencanakan?

Kita lihat apakah ada stasiun televisi norak yang terprovokasi “promo-promo” mereka lalu meliput bahkan menyiarkannya secara live?

Kita lihat apakah ada media massa cetak atau online yang menugaskan wartawannya agar standby 24 jam di seputaran Patung Kuda, lalu ikut-ikutan menulis berita dan diedit oleh redakturnya dan diberi judul bombastis.

Halo, Pak Polisi, apakah segerombolan orang yang katanya akan demo dan ujung-ujungnya (katanya) akan menurunkan Presiden Jokowi itu sudah berizin?

Kalau belum berizin, bertindaklah tegas. Tangkap mereka. Dokumentasikan para provokator. Ciduk mereka.

Di bulan Ramadan nansuci ini, masyarakat rindu bisa menjalankan ibadah puasanya dengan tenang, aman dan damai.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *