Lisda: Krisis Moral Mulai Landa Anak Indonesia 

Lisda: Krisis Moral Mulai Landa Anak Indonesia 

JAKARTA (Kastanews.com)- Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Lisda Hendrajoni menyatakan krisis moral di Indonesia mulai melanda anak di bawah umur.  Pernyataan Lisda tersebut menanggapi perundungan anak di Tasikmalaya yang mengakibatkan anak berinisial ‘F’ (11) meninggal dunia.
“Fenomena dan peristiwa tersebut sangat miris, meskipun mungkin terjadi dengan niat candaan atau iseng semata, tanpa memikirkan efek dan dampak yang sangat buruk yang membahayakan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Ini harus mendapatkan perhatian khusus dan tanggung jawab kita bersama,” ujar Lisda dalam keterangannya, Selasa (26/7).
Legislator NasDem itu juga meminta aparat penegak hukum, agar mendalami kasus tersebut, bilamana adanya kemungkinan keterlibatan orang dewasa, karena perbuatan asusila yang dilakukan, sudah sangat jauh dari pola pikir bocah umur belasan.
“Kami sudah meminta pihak penegak hukum, kemungkinan adanya keterlibatan orang yang sudah dewasa, untuk menyuruh para pelaku, melakukan perundungan terhadap temannya. Kasus ini harus diusut secara tuntas,” tegas Lisda.
Bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang diperingati pada 23 Juli 2022 kemarin, Lisda menghimbau kepada para orang tua, agar meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan terhadap anak, khususnya dalam lingkup keseharian dan membatasi ruang gerak anak dalam penggunaan gadget.
Legislator dari Dapil Sumatra Barat I (Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Kepulauan Mentawai, Dharmasraya, Solok Selatan, Kota Padang, Kota Solok, Kota Sawahlunto, dan Kota Padangpanjang) itu juga menyebut, pemenuhan hak anak akan menjadi salah satu faktor terbentuknya mental dan psikologis anak saat berada di lingkungan luar.
“Kita berharap para orang tua, melakukan pengawasan extra dan memberikan edukasi terhadap anak dengan media yang menyenangkan seperti dongeng dan sebagainya. Pengawasan dalam penggunaan gadget tentunya harus sangat intens dilakukan, mengingat kecanggihan teknologi yang terus berkembang pesat,” urainya.
Ditegaskah Lisda, pemenuhan hak anak, seperti hak untuk didampingi dan hak waktu bersama keluarga, juga menjadi salah satu faktor dalam membentuk karakter dan psikologis anak.
Sebelumnya, seorang anak berinisial “F” berusia 11 tahun meninggal pada Minggu (18/7)  akibat  depresi karena mengalami perundungan dan dipaksa melakukan tindakan asusila dengan kucing oleh teman-teman seusianya.
Yang membuat F lebih depresi adalah rekaman video saat perundungan terjadi disebar ke media sosial. Mentalnya lebih tertekan. Dampaknya, F murung dan tak mau makan akhirnya sakit. Korban sempat dibawa ke rumah sakit namun tak tertolong. (Bee/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *