Implementasi Program 1 Juta Hektare Partai NasDem Sentuh Garut

Implementasi Program 1 Juta Hektare Partai NasDem Sentuh Garut

GARUT (Kastanews.com):  Realisasi Program 1 Juta Hektare Partai NasDem dalam rangka budidaya pertanian kini mulai menyentuh Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebagai bukti komitmennya, Partai NasDem siap mendampingi para petani dalam menggenjot produktivitas pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Ini adalah implementasi Program 1 Juta Hektare Partai NasDem yang sudah dicanangkan Ketua Bidang Pertanian, Peternakan, dan Kemandirian Desa Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, H. Sulaeman L. Hamzah,” tegas Ayep Zaki, anggota Bidang Pertanian, Peternakan, dan Kemandirian Desa, DPP Partai NasDem, Sabtu (27/8).

Ayep Zaki bersama Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) NasDem, IGK Manila mengungkapkan hal tersebut di hadapan 12 Kelompok Tani di Desa Pasawahan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dalam rangka diskusi untuk mengulas pertanian.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP Partai NasDem, Supiadin Aries Saputra, yang juga Bacaleg DPR RI Dapil Kabupaten Garut dan Tasikmalaya.

Disampaikan Ayep, pihaknya bersama NasDem siap menjadi off taker untuk budidaya kedelai sebagai salah satu upaya memberikan kepastian pasar bagi para petani.

“Umumnya kelompok tani di seluruh Indonesia yang saya dan Opa Manila datangi, memiliki pertanyaan dan keinginan yang hampir sama, yaitu harus ada kepastian pasar. Maka kami menegaskan siap menjawab kepastian pasar tersebut,” kata Ayep.

Lebih jauh Ayep juga memaparkan, NasDem saat ini mengambil fokus pada tiga komoditi pangan yang biasa disebut Pajale (Padi, Jagung dan Kedelai). Tiga komiditas ini, tambah Ayep, merupakan kebutuhan utama masyarakat.

“Dengan tiga komiditi itu, harapannya tentu NasDem dapat mengambil peran menjaga kebutuhan pangan nasional hingga dunia di tengah ancaman krisis global saat ini,” terang Ayep.

Ditekankan Ayep, selain tiga komoditi tersebut NasDem juga akan memberikan pendampingan pada berbagai macam jenis pertanian di Indonesia. Misalnya di Garut, ada petani buah-buahan seperti jeruk hingga tembakau.

“Apabila budidayanya di luar kedelai, seperti jagung, padi, tembakau juga jeruk, maka off takernya akan diserahkan kepada masing-masing kelompok tani,” tambah dia.

Di tempat yang sama Ayep juga menuturkan, sebagai penanggungjawab suksesnya Program 1 Juta Hektare, pihaknya akan langsung memulai ujicoba budidaya pertanian di wilayah Kabupaten Garut sebagai bentuk komitmen NasDem membangun ekosistem pertanian.

“Kita akan mulai program di daerah yang kita kunjungi dengan uji coba terlebih dahulu. Ini tahapan yang harus dilalui. Sebagai bagian dari program 1 juta hektare, memang ada tahapannya dan tidak bisa sekaligus. Kami ke Garut ini memang akan menjadikannya bagian dari Program 1 Juta Hektare itu,” papar Ayep.

Setelah melakukan diskusi dan peninjauan ke lapangan, Ayep mengaku sangat antusias. Dengan konsistensi NasDem di bidang pertanian dan fokus di komiditi padi, jagung, dan kedelai, diyakini NasDem akan mampu menebar manfaat kepada semua petani di Indonesia.

“Semua akan kita layani. Semuanya, apapun yang namanya pertanian, NasDem akan melayaninya. Bukan hanya Pajale, mau singkong ataupun tembakau, NasDem akan memberikan solusi dengan agenda perubahan. Dengan restorasi di sektor pertanian, NasDem punya soluis untuk semua jenis tanaman di Indoensia,” kata dia.

Bahkan Dewan Pakar Partai NasDem Kabupaten Sukabumi ini juga optimistis Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia. Alasannya, bersama IGK Manila, Ayep mengaku sudah berkeliling Indonesia dari Aceh sampai Papua, melihat langsung, menyerap berbagai aspirasi petani termasuk mempelajari berbagai karakter tanah di Indonesia.

“Sehingga karakter di timur dan di barat ini sangat memungkinkan dan sangat bisa jika Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tegasnya.

Optimisme itu ditegaskan Ayep akan dijawabnya. Bukan hanya melalui lisan tetapi juga dengan kerja nyata dan membersamai para petani untuk meningkatkan produktivitas hasil panen yang tinggi.

“Mari kita lihat berapa hektare yang kita tanam dan bagaimana produktivitasnya, bagaimana kualitasnya, sehingga nanti Indonesia mampu memproduksi pangan dengan standar kualitas dan produktivitas yang tinggi untuk menjamin pasokan pangan dunia,” tutup dia. (WH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *