Gobel Ingin Sejahterakan Petani dan Kurangi Kemiskinan di Gorontalo

Gobel Ingin Sejahterakan Petani dan Kurangi Kemiskinan di Gorontalo

LIMBOTO (Kastanews.com):  Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmad Gobel melakukan uji coba penanaman singkong organik di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo di lahan seluas dua hektare.

“Jika uji coba di demplot ini berhasil maka akan dikembangkan di lahan seluas lima ribu hektare,” ungkap Gobel, Senin (26/12).

Legislator NasDem dari Dapil Gorontalo ini menerangkan, ada dua jenis singkong yang ditanam, yaitu singkong varietas Cimanggu dan singkong varietas Casesa.

Penanaman perdana itu selain dilakukan Gobel, juga dilakukan Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer, perwakilan Korem 133/Nani Wartabone, perwakilan Polda Gorontalo, kepala dinas pertanian, anggota DPRD Gorontalo, serta anggota DPRD Kabupaten dari Fraksi Partai NasDem.
Gobel menerangkan, selama ini, petani Gorontalo lebih suka menanam padi dan jagung serta tak tertarik mengembangkan pertanian singkong. Namun sesuai data, pasar dunia sangat membutuhkan tepung singkong karena lebih murah dan lebih sehat daripada tepung gandum. Selain itu, tepung singkong juga bisa digunakan untuk beragam keperluan, selain untuk pangan, juga untuk pembuatan kertas, tekstil, dan sebagainya. Jenis makanan baru, yaitu boba, juga sedang menjadi tren di dunia. Mi juga mulai memanfaatkan tepung singkong sebagai bahan dasarnya. Yang khas dari pertanian singkong yang dikembangkan ini adalah penggunaan pupuk organik.

“Dengan pupuk organik nonsubsidi ini, satu batang tanaman singkong bisa menghasilkan 30 hingga lebih dari 50 kilogram. Sedangkan dengan pertanian biasa hanya menghasilkan 10 hingga 15 kilogram per batang tanaman singkong. Jadi hasilnya jauh lebih baik,” terang Gobel.

Dalam kesempatan tersebut Gobel juga menceritakan, dua bulan lalu ia melakukan uji coba penanaman padi dan jagung dengan pupuk organik di lahan demplot, yang masing-masing berluas dua hektare. Pertumbuhannya sangat bagus, rumpunnya jauh lebih rimbun, dan warna daunnya jauh lebih hijau gelap daripada penanaman padi dan jagung yang menggunakan pupuk kimia.

“Tapi untuk kepastiannya kita tunggu saat panen nanti,” katanya.

Kerja uji coba penanaman padi, jagung, dan singkong ini dikoordinir oleh Tim Kemandirian Pangan Rakyat Gorontalo (TKP RG) yang dipimpin Rustam Akili dan bekerja sama dengan para pakar dari Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Gorontalo, dan produsen pupuk Seruniandal Citramandiri dari Bandung yang disupervisi Prof Tualar Simarmata dari Universitas Padjadjaran Bandung.

Jika uji coba ini berhasil, Gobel akan mengembangkan pertanian dengan pupuk organik di Gorontalo. Selama ini, hasil pertanian padi Gorontalo hanya menghasilkan jenis beras medium sehingga tak memenuhi kualifikasi Bulog. Karena itu, beras premium di Gorontalo didatangkan dari daerah lain.

Sedangkan produksi jagung di Gorontalo hanya berupa jagung untuk pakan ternak, karena itu akan ditanam juga jagung untuk pangan manusia. Sedangkan untuk singkong akan dikembangkan dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

“Mengapa saya melakukan ini semua? Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi angka kemiskinan di Gorontalo. Pupuk organik ini menjanjikan produktivitas yang jauh lebih baik daripada pupuk kimia tapi harga lebih murah. Harga pupuk kimia terus naik akibat perang Rusia-Ukraina karena bahan bakunya impor dari Rusia dan Belarusia,” katanya.

Di hari yang sama, Gobel juga meresmikan pabrik penggilingan beras dan pengeringan gabah (Rice Mill Unit dan Vertical Dryer Unit) di Desa Pangadaa, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo. Peresmian ini dihadiri Kepala Perwakilan BI Gorontalo Ronny Widijarto Purubaskoro.
Dua alat mesin itu merupakan sumbangan dari Bank Indonesia atas prakarsa Rachmad Gobel untuk kemudian dikelola Koperasi Jaya Usaha Bersama yang dipimpin Roman Nasaru.

Dua mesin itu merupakan produk dalam negeri yang diproduksi Purabarutama dari Kudus, Jawa Tengah. Kehadiran mesin pengering merupakan hal yang sangat strategis dalam penanganan pasca panen. Padi yang baru dipanen harus segera dikeringkan agar menghasilkan beras premium.

“Selama ini caranya dijemur. Selain banyak yang tercecer, juga berisiko berasnya jadi kuning dan patah-patah karena telat kering,” kata Gobel.
Dengan hadirnya alat pengering ini, selain menjadikan berasnya menjadi premium juga petani bisa menyimpan gabahnya lebih lama untuk dijual di saat harganya menguntungkan petani.

Di tempat yang sama, Gobel juga menyerahkan 49 traktor untuk petani di seluruh Gorontalo, yaitu 45 traktor roda dua dan 4 traktor roda empat. Traktor ini merupakan sumbangan dari Kementerian Pertanian atas aspirasi Rachmad Gobel. Penyerahan traktor dilakukan oleh Koordinator Kelembagaan Alsintan Kementan, Erna Riyanti Wardhani.

Setelah itu, Gobel membagikan paket sembako sumbangan dari BRI Kabupaten Gorontalo di Desa Dulamayo, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo.

Selanjutnya Gobel melakukan bakti sosial di Desa Kaliyoso, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo. Pada kesempatan itu ia melakukan pelayanan kesehatan, membagikan jaket untuk pengemudi bentor, menyerahkan selimut dan seprei, serta membagikan biskuit untuk anak balita dan ibu hamil/menyusui untuk mengatasi stunting.

“Saat pemilu 2019 lalu, saya tidak melakukan money politics. Bapak dan Ibu telah memberikan kehormatan dan kepercayaan kepada saya, maka saya secara sungguh-sungguh menjalankan amanat sebagai wakil rakyat dengan memperjuangkan aspirasi masyarakat,” terang Gobel.

Lanjut Gobel, kehormatan harus dibalas dengan kehormatan, kepercayaan harus dibalas dengan kepercayaan. Nanti pada pemilu 2024 pun dirinya menyatakan tidak akan melakukan politik mea-mea (politik uang), karena politik yang diusungnya adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan.

“Selama 2022 ini, saya sudah ke Gorontalo sebanyak 16 kali untuk melakukan tugas dan tanggung jawab saya di masa reses maupun untuk kunjungan ke daerah pemilihan saya,” jelas Gobel.

Mea-mea adalah istilah Gorontalo untuk politik uang. Mea-mea adalah merah-merah, sesuai warna uang kertas lembaran Rp 100 ribu. Istilah lainnya adalah “biu-biu” untuk yang Rp 50 ribu.(Nasihin/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *