BOJONEGORO (Kastanews.com)— Universitas Bojonegoro (Unigoro) berkolaborasi dengan DPRD Provinsi Jawa Timur menggelar Sarasehan Perindustrian di Gedung Mayor Sogo, Jumat (3/4/24). Seminar mengangkat tema Integrasi Bisnis, Riset, dan Digitalisasi diikuti 125 mahasiswa dan oleh Dr. Freddy Poernomo, SH., MH., anggota Komisi A DPRD Jawa Timur yang juga menjadi keynote speaker.
Wakil Rektor II Unigoro, H. Moehadi, SE., MM., mengatakan, Gen Z di era saat ini harus akrab dengan berbagai perkembangan digital. Terlebih sejak pandemi Covid-19 merebak, digitalisasi di setiap lini berjalan cepat.
“Saya harap saudara bisa mengikuti perkembangan industri digital ini. Sekaligus bisa memanfaatkan forum sarasehan dengan sebaik-baiknya,” ucapnya dalam sambutan.
DPRD Jawa Timur konsisten mendukung digitalisasi di bidang riset dan bisnis. Freddy menuturkan, banyak calon investor yang berbondong-bondong ingin membangun usaha di Kota Ledre. Namun potensi bisnis yang ada saat ini harus diimbangi dengan hasil riset agar bisa ditindaklanjuti.
“Harus ada kolaborasi bisnis, riset, dan digitalisasi. Di sini peran Unigoro sebagai kampus atau rumah akademik. Sedangkan DPRD Jawa Timur adalah representasi rakyat. Jadi potensi bisnis yang ada harus based on research,” tuturnya.
Sarasehan perindustrian menyajikan dua materi yang berbeda. Pertama, Menerjemahkan Temuan Riset Hingga Menyusun Strategi Publikasi oleh Abdul Basir D.P., S.Sos., selaku Digital Media Specialist PT. Tribun Jatim Network. Lalu materi kedua, UMKM Go Digitalisasi oleh Mahesa Ghalendra, S.STP., MM., selaku Kabid Promosi, Ekspor, dan Kerja Sama Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Bojonegoro.
Di hadapan peserta, Abdul memaparkan pentingnya riset untuk kepentingan bisnis. Dia juga membagikan strategi riset dan publikasi yang komersil. Mulai dari memahami prinsip dasar bisnis dan marketing, melakukan in-depth interview dengan klien, mampu menguraikan data pendukung, hingga menyusun solusi strategis.
“Salah satu solusi yang saya berikan kepada klien produsen skincare cowok asal Surabaya adalah digital media campaign. Dengan cara optimasi digital keyword dan traffic, web search Google ada di posisi top result, lalu social proof agar akun media sosialnya centang biru, serta menjadikan produk tersebut sebagai skincare favorit di berbagai marketplace,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Mahesa. Menurutnya, pelaku UMKM harus tertib menjalankan manajemen usaha. Seperti mengurus legalitas lembaga berupa NIB (Nomor Izin Berusaha) dan produk yang memiliki nomor PIRT atau Halal, menerapkan selera konsumen, membuat packaging menarik, mencatat laporan keuangan, serta memperluas jaringan pemasaran. Mahesa juga membimbing para peserta jika ingin produk usahanya masuk dalam e-katalog Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Bojonegoro.
“Saat ini total ada 15.019 produk para pelaku usaha yang masuk e-katalog lokal Bojonegoro. Bagi yang ingin memiliki NIB dan produknya masuk e-katalog, kami akan mendampingi secara gratis,” jelasnya. [*/red]