SUNGAILIAT (Kastanews.com)- Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Zuristyo Firmadata mengajak pelaku UMKM untuk segera melakukan transformasi bisnis, dari marketing konvensional ke integrasi digital melalui berbagai kanal atau platform e-commerce. Dengan itu, eksistensi dan percepatan pertumbuhan UMKM bisa diwujudkan.
“Dengan itu, UMKM dapat bertahan serta terus menunjukkan progresifitas ikhtiar untuk menjadi UMKM yang go internasional. Peningkatan bisnis e-commerce ini diharapkan juga bisa membantu perkembangan usaha para pelaku UMKM,” ujar Zuristyo saat membuka sosialisasi bertajuk ‘Pemasyarakatan Optimalisasi E-Commerce bagi Usaha Mikro’, di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (29/7).
Kegiatan sosialisasi tersebut terselenggara dari kerja sama DPR RI, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Yayasan Madam’s Dara.
Menurut Zuristyo, e-commerce dapat menjadi peluang besar untuk pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnisnya, serta memungkinkan UMKM melakukan pemasaran dengan tujuan pasar global, sehingga berpeluang menembus ekspor.
“Pelaku UMKM mesti segera go digital untuk mendukung faktor pertumbuhan yang lebih cepat. Kecepatan penyebaran informasi saat ini memang menjadi kunci utama dalam hampir setiap bisnis yang ada. Jumlah orang yang melihat produk dipastikan bakal lebih banyak dan lebih beragam. Alhasil, potensi penjualan bisa semakin besar,” tandasnya.
Legislator dari Dapil Bangka Belitung ini mengatakan, kini teknologi digital tidak hanya digunakan hanya untuk memperoleh informasi, atau sebagai media komunikasi jarak jauh. Namun juga dimanfaatkan untuk ekonomi digital. Teknologi digital dapat menjadi sumber profit utama dalam perekonomian di era digital.
“Ekonomi digital akan mendukung aktivitas-aktivitas ekonomi yang sudah ada. Ekonomi digital dipercaya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Melalui pemanfaatan teknologi ini, produk-produk lokal Indonesia dapat memasuki pasar global,” ujar Zuristyo.
Ketua DPW NasDem Bangka Belitung ini juga menambahkan, ekonomi digital diharapkan dapat meningkatkan persaingan produk dan jasa dari level mikro hingga makro. Ia berharap, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional bisa memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya.
“Hal ini sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat. Sehingga, semua pihak harus mampu memberikan prioritas perhatian kepada pelaku UMKM yang ada,” tandasnya.
Jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia, meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.
E-Commerce atau electronic commerce merupakan kumpulan teknologi, aplikasi, dan bisnis yang menghubungkan perusahaan atau perseorangan sebagai konsumen untuk melakukan transaksi elektronik, pertukaran barang, dan pertukaran informasi melalui internet atau televisi, website, atau jaringan komputer lainnya.
“Seperti kita ketahui dengan memanfaatkan e-commerce dapat menghemat waktu. Contohnya, seperti kita menjual produk di toko fisik mengharuskan pemilik usaha mengurusnya. Mulai dari menjaga toko, mengadakan sistem pengamanan khusus, hingga menjaga kebersihan tempat usaha. Ini tentunya sangat menguras waktu. Untuk itu, simpan waktu anda untuk fokus mengembangkan bisnis melalui e-commerce,” ajaknya.
Perkembangan bisnis e-commerce di Indonesia semakin meningkat tajam dengan adanya pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020. Bisnis dagang berbasis online ini tumbuh sekitar 33 persen di tahun 2020 dengan nilai yang fantastis, dari di kisaran Rp 253 triliun menanjak pesat menjadi di kisaran Rp 337 triliun.
Oleh karena itu, tandas Zuristyo, pelaku usaha UMKM di provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berjumlah 183.796 (Data BPS Prov. Babel 2020) harus mempunyai strategi untuk bertahan di masa pandemi ini, sangat penting diperhatikan bagi UMKM demi kelangsungan usahanya.
“Pelaku usaha harus kembali membenahi bisnis yang digeluti dan menjadikan momentum ini untuk menyesuaikan diri dan menemukan inovasi baru dalam menjalankan bisnis dan keberlangsungan hidup usaha,” pungkasnya.(Andi/Dis/*)