Tatkala Serafim, Mahasiswa UNS Surakarta Berhadapan dengan Tentara

Tatkala Serafim, Mahasiswa UNS Surakarta Berhadapan dengan Tentara

Penulis: Gantyo Koespradono

SOLO (Kastanews.com): Perempuan mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini berkuliah di perguruan tinggi tersebut baru semester tiga.

Namun, Serafim Betrani Patricia, demikian nama lengkap sang mahasiswa, sudah aktif melakukan kegiatan positif sejak berstatus sebagai mahasiswa di kampus itu.

Bahkan sejak masih menempuh pendidikan di SMA, Serafim juga sudah aktif, terutama dalam berkomunikasi menggunakan bahasa asing.

Saya penasaran apa yang dilakukannya tatkala Sera, panggilan akrab Serafim, berhadapan dengan tentara yang selama ini dikesankan “menyeramkan”, terutama oleh anak-anak muda seusianya.

Sera lahir di Bogor 15 Juli 2004 (19 tahun). Namun, begitu berhadapan dengan tentara, Sera mengaku, tidak seperti yang dibayangkan. “Saya merasakan biasa-biasa saja. Mereka ramah dan bisa diajak kerja sama, bahkan menurut sama saya,” ujar Sera.

Ya, terang saja para prajurit TNI itu menurut, sebab gadis manis berusia 19 tahun itu, saat berhadapan dengan mereka, Sera menjalankan tugas sebagai guru bahasa Inggris. Siapa yang berani melawan?

Lho, kok bisa? Ya, waktu itu, persisnya 23 Oktober 2023 yang lalu, Sera yang anggota AIESEC diminta mengajar bahasa Inggris 50 anggota prajurit TNI anggota Mekanis Raider 413/Bremoro (Kostrad) yang bermarkas di Solo.

AIESEC adalah organisasi internasional untuk para pemuda yang membantu mengembangkan potensi kepemimpinan mereka.

AIESEC merupakan organisasi yang digerakkan mahasiswa terbesar di dunia. Organisasi ini berfokus pada pengembangan kepemimpinan para pemuda dan menjadi duta di luar negeri untuk menjalankan proyek sosial.

Organisasi anak-anak milenial tersebut juga berfokus pada pengembangan kepemimpinan, pengalaman kepemimpinan, hingga partisipasi di Global Learning Environment. Organisasi nirlaba ini didirikan pada 1948.

AIESEC ada di sejumlah negara, termasuk Indonesia, dan menjadi unit kegiatan mahasiswa beberapa kampus negeri. AIESEC juga ada di kampus UNS. Di sinilah Sera menjadi voluntir.

“Nyemplung” di organisasi tersebut, Sera mengaku “at home”, karena bisa mengembangkan kemampuannya berbahasa Inggris.

Sejak kecil Sera senang mempelajari rahasia bagaimana bisa belajar bahasa Inggris dengan cepat dan ibarat obat hasilnya cespleng. “Kalau saya nonton film, saya tidak membaca teksnya yang dalam bahasa Indonesia, tapi apa yang diucapkan oleh para pemain,” katanya.

Begitu pula kalau nonton tayangan di YouTube, Sera lebih senang membuka tayangan di kanal tersebut yang menggunakan bahasa Inggris daripada yang berbahasa Indonesia.

Cara atau metode yang dipakai seperti itu mengantarkannya ke Belanda dan terakhir ke Korea Selatan.

Ke negeri ginseng itu, Sera mengikuti program sukarelawan mengajar bahasa Inggris “Global Volunteer” yang diselenggarakan oleh AIESEC. Di negeri itu, Sera tinggal di Danyang selama enam minggu.

Ia mengajar anak-anak berusia 6-12 tahun dan di perpustakaan bahasa Inggris. Materi yang diajarkan antara lain tentang Indonesia.

Selama berada di Korsel, Sera mengaku banyak belajar tentang kedisiplinan, menghargai waktu, budaya antre, mandiri dan lain-lain.

Sebelum itu, Sera juga proaktif mengikuti lomba-lomba yang menantang kemampuannya dalam berbahasa Inggris.

Ia pernah ikut lomba debat dalam bahasa Inggris yang diselenggarakan National University Debating Championship (NUDC) di Untirta, Banten, pada 6-11 Juni 2023. Di event ini, Sera menduduki peringkat ke-8 dan dapat medali.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jurusan Manajemen UNS ini mengaku lebih asyik dan nyaman debat dalam bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Topik yang diperdebatkan adalah masalah sosial, politik, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Bisa dipahami kalau Sera sangat PD tatkala menghadapi tentara saat mengajar bahasa Inggris. “Para prajurit TNI nampak enjoy. Seru, karena saya mengajak bapak-bapak itu belajar bahasa Inggris dengan game. Ini pengalaman baru buat mereka,” ungkap Sera.

Sulitkah belajar bahasa Inggris? Sera menjawab, tidak. Pasalnya, semua perangkat atau medianya sudah tersedia di media sosial (medsos).

“Biasakanlah menonton film tanpa harus membaca subtitle-nya. Bernyanyilah lagu-lagu bahasa Inggris dan nonton Disney Channel. Jangan lupa, yang penting semangat,” kata Sera memberikan tips.

Sepertinya, tips itu sudah dipraktikkan para prajurit TNI yang waktu itu menjadi “anak didiknya”.[]
=====

Penulis adalah wartawan senior, caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Jawa Tengah 5 (Kota Solo, Kabupaten: Klaten, Boyolali, Sukoharjo).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *