JAKARTA (Kastanews.com): Bullying, terutama di lingkungan sekolah, telah lama menjadi isu yang mengkhawatirkan.
“Fenomena ini sering kali disebut sebagai dosa besar pendidikan yang terus berulang tanpa adanya pertobatan yang nyata. Kita, sebagai masyarakat, harus bersatu untuk menyatakan bahwa tindakan semacam ini tidak dapat lagi ditoleransi,” ungkap Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ratih Megasari Singkarru dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/2).
Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Barat itu juga mengatakan, kasus-kasus bullying yang terjadi di sekolah-sekolah telah menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“Banyak dari kasus itu tidak pernah terdengar oleh publik karena tidak viral di media sosial, tidak mendapatkan penanganan yang memadai, atau bahkan lebih buruk lagi ditutup-tutupi oleh berbagai pihak yang berkepentingan,” jelas Ratih.
Kenyataan tersebut, tambah Ratih, menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang kita dambakan masih jauh dari kenyataan. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut.
“Sekolah, yang seharusnya menjadi rumah kedua bagi siswa-siswi, mestinya menjadi tempat yang aman dan mendukung, bukan tempat yang menimbulkan trauma akibat tindakan bullying yang dilakukan oknum tertentu,” tukas Ratih.
Ditegaskan Ratih, kasus bullying yang baru-baru ini mencuat ke publik, yang melibatkan anak dari tokoh terkenal, hanyalah puncak gunung es dari masalah yang lebih besar.
“Kasus ini terungkap karena aduan masyarakat digital di media sosial, yang menimbulkan pertanyaan apakah korban bullying dan lingkungan yang peduli merasa bahwa mengadu ke pihak sekolah bukan lagi solusi yang efektif?,” tanya Ratih.
Oleh karena itu, jelas Ratih, untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter Pancasila, yang adil dan beradab, sekolah harus mendukung hal itu dengan memberikan perlindungan kepada setiap siswa-siswinya. Tidak boleh ada pembiaran terhadap tindakan sewenang-wenang, baik itu dilakukan oleh kalangan pesohor atau mereka yang berasal dari keluarga supermampu.
“Pendidikan karakter harus menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan kita. Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap anak di Indonesia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung dan aman, bebas dari segala bentuk bullying dan diskriminasi,” pungkas Ratih.(RO/*)