Politik Harus Kondusif

Politik Harus Kondusif

JAKARTA, jeluka.id: Presiden Joko Widodo gerah dengan berbagai kegaduhan belakangan ini. Presiden meminta jajaran kementerian dan lembaga negara untuk fokus bekerja.

“Kita bekerja saja sudah. Be¬kerja saja dan kalau ragu-ragu agar diangkat ke rapat terbatas. Sekali lagi saya ingin terus menjaga keteduhan, ketenteraman, ketenangan, kesatuan di antara kita dan juga di masyarakat,” ujar Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Menurut Kepala Negara, bila terdapat perbedaan pendapat antar-kementerian atau lembaga, sebaiknya diselesaikan secara kondusif.

“Bahas di tingkat menko, di tingkat menko belum selesai, tingkat Pak Wapres. Masih belum selesai, bisa ke saya,” tandasnya.

Sidang kabinet itu dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, termasuk Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.

Sepanjang September, ada berbagai peristiwa politik yang ramai muncul ke permukaan. Salah satunya kontroversi pemutaran kembali film tentang G-30-S/PKI dan isu adanya impor 5.000 senjata ilegal, seperti digulirkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Terakhir ialah tertahannya barang-barang senjata impor yang dipesan Brimob Polri di Bandara Soekarno-Hatta. Brimob mengimpor 280 pelontar granat arsenal stand alone grenade launcher (SAGL) dan amunisi castior 40 mm, serta 40 x 46 mm round RLV-HEFJ sebanyak 5.932 dari Bulgaria.

Selain meresahkan publik, jelas Presiden, pernyataan-pernyataan kontroversial bisa mengganggu stabilitas politik.

“Politik harus kondusif. Oleh sebab itu, jangan bertindak dan bertutur kata yang membuat masyarakat khawatir dan bingung,” tegasnya.(jlk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *