Oleh Gantyo Koespradono
KASTANEWS.ID: KEPUTUSAN memindahkan ibu kota negara (IKN) dan pemberian nama Nusantara untuk calon IKN yang baru serta disebutnya nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai salah seorang calon kepala Otorita IKN membuat gaduh banyak orang.
Segerombolan orang yang selama ini dikenal tidak suka dengan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo langsung keluar kandang. Ada yang kebakaran jenggot. Ada yang gatal-gatal. Ada yang maagnya kambuh. Ada pula yang jantung berdebar-debar tidak karuan.
Konsisten tak suka dengan pemerintahan hasil Pemilu dan Pilpres 2019, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lewat fraksinya di DPR RI, langsung menolak ketika RUU soal IKN dibahas dan disetujui DPR.
Salah seorang tokohnya, Hidayat Nur Wahid, langsung mengajukan ide tak masuk akal dan membuat tertawaan banyak orang.
Gagal bersuara nyaring di Senayan, Wakil Ketua MPR ini membuat parlemen jalanan, berkoar-koar di media mengusulkan agar keputusan memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dilakukan melalui referendum.
Itu berarti si Hidayat tidak percaya dengan lembaganya sendiri (DPR), tempat di mana ia punya kursi dari hasil Pileg 2019.
Seperti biasa, di ranah media sosial, hari-hari ini hoaks dan fitnah pun bertebaran.
Kontennya, lagi-lagi itu-itu terus dan membuat orang waras tertawa ngakak. Ibarat kunci inggris yang bisa dipakai untuk membuka mur baut semua ukuran, konten yang mereka pakai lagi-lagi PKI dan China. Konten berupa video lama mereka putar ulang.
Ujung-ujungnya, mereka mengagung-agungkan masa lalu, padahal berdasarkan informasi yang saya peroleh, tim IKN sudah menyiapkan rencana untuk membeli kavling di Metaverse kelak setelah proyek Nusantara sudah semakin matang.
Saya percaya tidak terlalu lama, syair lagu-lagu seri “Nusantara” karya Koes Plus benar-benar akan hidup kembali dan mendunia.
Mereka yang tidak setuju IKN pasti akan semakin nangis berguling-guling jika akhirnya Presiden Jokowi menunjuk Ahok menjadi Kepala Otorita IKN.
Nama Ahok yang belakangan disebut-sebut saja sudah membuat mereka panik. Virus kebencian tiba-tiba merasuki pikiran dan hati mereka dan memunculkan kebencian gelombang ketiga mengalahkan omicron. Apalagi jika pemicu kebencian mereka (Ahok) benar-benar dipercaya menjadi pemimpin Nusantara.
Sebagaimana diberitakan media, Presiden Jokowi pernah mengungkap sejumlah nama yang pantas menjadi kandidat kepala otorita ibu kota negara.
Dari beberapa nama yang disebut, ada satu nama yang mencolok yakni Ahok. Selain Ahok, ada beberapa nama yang disebut Jokowi, yaitu mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, mantan Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA) Tumiyana, dan mantan Bupati Banyuwangi yang sekarang menjabat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Azwar Anas.
Dari keempat nama itu, gengnya Hidayat Nur Wahid kalau disuruh memilih, pasti menolak Ahok. Alasannya hanya satu: benci. Nggak lebih nggak kurang.
Kalaupun ada dalih lain itu hanya basa basi politik. Oleh sebab itu kalau saya jadi Jokowi, mumpung sudah terlanjur basah, saya akan tunjuk Ahok sebagai Kepala Otorita IBN. Dedikasi dan reputasinya sudah teruji. Biar semakin menohok.[]