KASTANEWS.COM: KARIRNYA terbilang moncer. Mengawali sebagai kameraman saat masih kuliah, sekarang sudah di posisi Wakil Pemimpin Redaksi di ANTV.
Yusuf Ibrahim begitu nama bekennya. Anak Betawi kelahiran Cipulir ini memang sejak kuliah terbilang suka jahil. Apa saja dibikinnya jadi lelucon. Dari kipas angin di kos-kosan yang dijadikan mainan seolah bolang baling pesawat, sampai bikin kartun-kartun konyol sekedar buat bahan meledek kawan-kawannya.
Adalah Gembul alias Yus Herlambang yang sering jadi korban kejahilannya. Anak daerah yg baru tiba di gemerlap ibukota Jakarta ini kerap jadi bahan candaannya.
Pernah sepulang kuliah, di terminal Blok M, dengan sisa uang yang pas untuk sekali naik bis, Gembul diminta untuk membeli gorengan. Dengan gaya meyakinkan si Ucup ini bilang, nanti dia yang bayarin ongkos bisnya.
Setelah gorengan dimakan sama-sama, tiba-tiba Si Ucup menghilang. Gembul kelabakan mencari dan tiba-tiba ia mendengar Ucup memanggilnya dari pintu bis yang sudah berjalan. Spontan gembul lari mengejar bis dengan susah payah. Dan si Ucup seperti biasa tertawa gembira karenanya.
Gue kenal orang ini waktu satu kost di kawasan Lenteng Agung. Kebetulan satu almamater di Kampus Cinta 32. Jadi gue relatif tau bener anak Betawi ini merintis kariernya. Malah saat die ngiler waktu tidur gue juga tahu.
Selain satu angkatan, gue sama anak Cipulir ini kebetulan sama sama satu jurusan. Pendek kate, sosok betawi ini gue kenal abis.
Prestasinya menonjol ketika menggawangi divisi sport ANTV yang sempat booming waktu itu.
“Bosen naek panggung Panasonic Awards untuk program olahraga,” katanya sambil berkelakar seperti biasa.
Hubungannya yang selalu hangat dengan anak buah dan hormat pada atasan, disertai dengan ide-idenya yang solutif, membuat karier Ucup begitu panggilan akrabnya, melesat melampaui kawan-kawan seangkatan, yang berlatar belakang jurnalistik dan sesama penggiat di media massa.
Lihat saja beberapa acara yang dikomandoinya berhasil menarik perhatian masyarakat luas, dari tayangan berita tentang sport, hingga siaran langsung perhelatan sepak bola nasional. Tak heran bila kemudian pandangannya tentang perkembangan sepakbola juga diperhitungkan penggiat sepakbola nasional.
Meski kariernya melesat, Yusuf tidak pernah melupakan kawan-kawan seperjuangannya. Beberapa diantaranya diberi kesempatan untuk berkarier di divisi yang dipimpinnya. Kecuali tentu saja si Gembul.
Entah tidak ditawari, karena sebagai manager Yusuf harus menempatkan orang sesuai dengan keahliannya, dan mungkin melihat Gembul kurang cocok di bidang Jurnalistik. Atau karena Gembul yang tidak mau!?
Tapi uniknya mereka selalu punya alasan untuk tiap hari bertemu. Bahkan Yusuf sengaja pindah rumah, dekat dimana Gembul tinggal. Padahal tiap ketemu selalu saja ada keributan komplen Gembul karena dikerjai Ucup.
Kini dengan perkembangan media pesat, media digital kian menguat, Yusuf nampaknya sedang concern dengan migrasi media analog to digital.
Ujian bagi “kejahilan” Si Ucup untuk bisa menemukan terobosan-terobosan produksi konten dan rekayasa IT untuk meningkatkan viewer, liker, subscriber dan follower.(ting)