MALANG (Kastanews.com): Forum Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi (FAME) akan menjadi organisasi yang besar dan terbesar di Indonesia, jika anggotanya memiliki komitmen bersama untuk sama-sama membesarkan.
“Saya ingin FAME Jawa Timur menjadi percontohan, mulailah dari yang kecil kemudian small action. Diharapkan setelah mengikuti acara ini, semua proposalnya dapat didandani, karena dengan dana ini kita dapat berkegiatan,” ujar Ana Sopanah, Ketua FAME DPW Jawa Timur, dan juga Dekan FEB Universitas Widyagama Malang saat memberikan sambutan pembukaan Webinar bertajuk “FAME Care for Society DPW Jawa Timur Series I” dengan tema “Strategi Menang Hibah Bima Kemendikbud Ristek” Sabtu (25/3) by Zoom Meeting.
Webinar kali ini menghadirkan dua orang nara sumber yang berpengalaman dan punya track record Peraih Hibah Kompetitif Nasional, Dr. Adya Hermawati,(Dosen FEB Universitas Widyagama Malang) dan Febriyanti, Sekjen FAME Pusat dan Dosen Institute Technologi dan Bisnis PalComTech Palembang.
Dalam kesempatan tersebut, Adya Hermawati, menjelaskan tentang kiat sukses meraih hibah penelitian, mulai dari alur pengajuan hingga pelaporan.
“Kita dalam melaksanakan penelitian dan pengabdian tidak bisa berdiri sendiri, kita perlu menggandeng keilmuan lain/multidisiplin. Untuk membuat penelitian yang unggul dibutuhkan state of the art. Ketika kita sudah menemukan ide, harus segera kita tulis dan diaktualisasikan. Kemudian kita bandingkan antara yang seharusnya dengan kenyataan, apakah terjadi gap,” ungkap Adya yang juga Sekretaris Prodi Manajemen UWG.
Penelitian yang baik, tambah Adya, adalah yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan Ipteks dan Sosial Humaniora.
Sedangkan Febriyanti, menjelaskan tentang hibah pengabdian. Menurutnya, dalam menulis hibah, buatlah matrik dan harus ada target.
“Dalam menentukan topik pengabdian, yang lebih dominan itulah yang menjadi fokus apakah green economny, blue economy, pariwisata, teknologi dan alat kesehatan, atau teknologi digital,” ujar Febry, yang juga Sekjen FAME Pusat.
Febry menambahkan, skema pengabdian menekankan pada permasalahan prioritas mitra yang merunut pada fokus tematik dan melibatkan MBKM serta mencapai capaian IKU lembaga dan upaya hilirisasi hasil riset pengusul.
“Jika proposal saudara ditolak, maka banyak yang harus dicek, diantaranya tim tidak multidisiplin, tidak melibatkan mahasiswa, tidak sesuai panduan, kurang IPTEK, dan sebagaiknya,” ungkap Febry.
Kegiatan ini dipandu moderator Dr. Eny Zuhrotin Nasyi’ah SE., MSi. Ia merupakan Bendahara FAME Jatim sekaligus Dosen Unisma Malang. Acara itu sedikitnya diikuti 100 peserta baik dari Anggota FAME Jatim maupun Indonesia.
Tingginya antusias peserta pada kegiatan itu dapat dilihat pada semangat dan banyaknya peserta yang bertanya untuk pengajuan hibah, baik penelitian maupun pengabdian.
“Alhamdulillah kegiatan FAME Jatim sangat bermanfaat, membuka wawasan dan permasalahan kami selama ini ketika pengajuan hibah sudah dapat terpecahkan,” ujar Riza Bahtiar salah seorang peserta Webinar.
Dirinya berharap, semoga kegiatan FAME berikutnya semakin banyak dan bermanfaat untuk semua.(rls/*)