JAKARTA (Kastanews.com)- Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam hal ini Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) mengungkapkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang meminjam uang dari platform peer-to-peer lending (P2P) atau pinjaman online alias pinjol untuk judi online.
Ketua Satgas PASTI, Sardjito mengatakan, bahwa hal tersebut didapatkan berdasarkan temuan lapangan. Ia menyebut, judi sudah menjadi tradisi lama yang dilakukan masyarakat yang ingin mendapatkan uang dengan cara instan. “Faktanya, banyak sekali orang pinjol untuk judi online. Masyarakat cari uang yang paling gampang,” kata Sardjito saat ditemui di The Ballroom Djakarta Theater.
Adapun, sejak 1 Januari hingga 11 November 2023, Satgas PASTI telah menghentikan 1.641 entitas keuangan ilegal yang terdiri dari 18 investasi ilegal dan 1.623 pinjaman online ilegal. Pengaduan entitas ilegal yang diterima sebanyak 9.380, meliputi pengaduan pinjol ilegal sebanyak 8.991 pengaduan, dan pengaduan investasi ilegal sebanyak 388 pengaduan.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan “perang” terhadap maraknya judi online di masyarakat. Bahkan, Kominfo menyebut bahwa Indonesia saat ini dalam situasi darurat judi online. Dampak judi online di masyarakat sudah sangat luas. Hal tersebut menjadi keprihatinan yang luar biasa.
Di mana, Presiden Joko Widodo juga telah mengamanatkan untuk segera menangani dan menindak tegas semua aplikasi dan konten terkait judi online. Pemerintah telah melakukan upaya literasi digital hampir satu dekade ke belakang, dengan kampanye literasi digital. Hal tersebut merupakan bagian dari desain besar transformasi digital yang sedang dilakukan pemerintah.
Untuk memerangi maraknya judi online di kalangan masyarakat, diperlukan kolaborasi dan partisipasi semua pihak, baik masyarakat, pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya, baik di jagat digital maupun organisasi masyarakat. Tujuannya, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait bahaya judi online.
Sarjito yang juga Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK mengunkapkan, banyak masyarakat, khususnya anak muda yang memiliki gaya hidup di atas kemampuannya. Kemudian untuk memenuhi hal tersebut, mereka pinjam uang ke pinjol ilegal. “Saya pikir ini bukan masalah literasi saja, karena faktanya kalau dia tahu, dan sepatutnya tahu tidak bisa bayar, ya tidak pinjam pinjol. Berarti dia tidak tahu diri,” tegas Sarjito.