Bakal Capres Tanpa Parpol

Bakal Capres Tanpa Parpol

Oleh Gantyo Koespradono

KASTANEWS.ID : MENGACU kepada survei sejumlah lembaga survei (terakhir Litbang Kompas) soal calon presiden (capres), hasilnya mengerucut ke tiga nama, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Untuk sementara, berdasarkan survei Litbang Kompas terbaru, Prabowo Subianto bertengger di posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 26,5%. Ganjar Pranowo: 20,5%, dan Anies Baswedan: 14,2%.

Mengacu kepada hasil survei tersebut, andai saja pada 2024 Prabowo (capres) berpasangan dengan Ganjar atau sebaliknya, saya menduga keduanya akan memenangi kontestasi Pilpres 2024.

Keduanya berpeluang menang karena ditopang oleh partai yang memang mereka miliki (PDIP dan Gerindra).

Jika Anies melanjutkan ambisinya menjadi RI-1, perjuangannya tentu teramat berat, sebab ia tidak punya partai.

Saya menduga tatkala Partai NasDem berencana menggelar konvensi capres di tahun ini, Anies bakal ikut di dalamnya.

Namun ketika Partai NasDem memutuskan tidak akan menggelar konvensi, Anies tentu sulit mencari alasan dan argumentasi bagaimana supaya NasDem meminangnya sebagai capres pada 2024 nanti. Siapa calon wapres-nya juga menjadi penentu.

Untuk diketahui, andai pun NasDem mengusungnya sebagai capres, langkahnya tidak bakal mulus, sebab partai ini terkendala syarat 20% presidential threshold (PT).

Mau tidak mau, NasDem harus berkoalisi dengan partai-partai lain agar bisa mencapai minimal 20% PT.

Konsekuensi buat Anies? Ia juga harus turun ke lapangan melobi ke partai-partai lain agar mau meminangnya.

Lha, enak betul dia kalau cuma ongkang-ongkang kaki mengandalkan elektabilitas lembaga survei dan bekas pemilihnya saat ia maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu.

Saya menduga, jika sudah kepepet, jika andalannya masih survei, Anies akan merapat ke Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Untung-untunganlah. Sudah terlanjur basah. Ini tentu lebih baik bagi Anies dan AHY daripada memenuhi saran netizen agar AHY melakukan uji coba ikut pilkada di Bogor sebelum bertarung di arena Pilpres 2024.

Saya tidak tahu, apakah para tokoh yang masuk nominasi pencapresan versi lembaga survei, tapi mereka mendapat “suara” satu digit masih akan melanjutkan maju ikut kontestasi?

Sejumlah nama tokoh tanpa partai yang digadang-gadang — bahkan sudah melakukan promosi pencitraan — agar bisa masuk bursa capres, di antaranya: Erick Thohir, Andika Perkasa, Ridwan Kamil, dan Gatot Nurmantyo.

Saya mendengar ada kawan Erick Thohir yang menasihatinya agar menghentikan kegiatan pencitraan dalam rangka menuju RI-1.
Alasannya, percuma menghabis-habiskan uang, tapi fakta yang didapat, elektabilitasnya nggak juga merangkak naik jadi dua digit.

Saya tidak tahu bagaimana reaksi Erick? Mendengar atau tak mengacuhkannya. Banyak yang menyarankan kalau mau ikut kontestasi Pilpres 2024, jangan membangun ambisi menjadi RI-1, tapi cukuplah RI-2.

Itu pun masuknya jangan sekarang, tapi nanti di menit-menit terakhir. Pengalaman membuktikan hampir semua cawapres, namanya baru muncul di saat-saat terakhir.

Siapa sangka Ma’ruf Amin jadi wapres? Apakah jauh-jauh hari nama Ma’ruf sudah disebut-sebut? Tidak, kan?

Di kolom ini beberapa hari lalu saya sudah menulis bahwa Erick bisa jadi kuda hitam dalam Pilpres 2022.

Tentu ada syaratnya jika ia dan “tim suksesnya” bisa mengelola isu ekonomi, terutama untuk kepentingan kaum milenial, dengan baik.

Selain itu, keutuhan NKRI juga harus ia jadikan tema. Sekali ia membuat pernyataan yang berpihak kepada para pengasong agama, ya sudah, wassalam.

Itu konsekuensi bakal capres tanpa partai.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *