JAKARTA (Kastanews.com)- Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor pangan yang mendapat prioritas pengembangan dalam upaya penyediaan dan pencukupan gizi masyarakat. Industri ini berpeluang besar dalam upaya penyediaan produk susu bagi 273 juta penduduk Indonesia yang saat ini mengonsumsi susu rata-rata mencapai 16,9kg/kapita/tahun.
Dalam rangka menyediakan produk susu nutrisi anak yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meresmikan pabrik bahan baku susu formula dan susu pertumbuhan guna mewujudkan kemandirian bahan baku, di PT Kian Mulia Manunggal, Cikarang, Jawa Barat, Selasa(21/3/2023). “Saya sampaikan apresiasi, karena tadi dijelaskan ekspansinya hulu, hilir, vertikal, dan horizontal. Tidak banyak perusahaan yang bisa mengembangkan secara terintegrasi, apalagi bermain di pasar regional,” tutur Menko Airlangga.
Dia juga mengapresiasi TempoScan yang terus melanjutkan ekspansi bisnis dari tingkat hulu hingga hilir, berupa pengembangan brand equities produk susu formula dan susu pertumbuhan anak, serta pembangunan fasilitas produksi pengolahan susu bubuk berupa intermediary milk powder (Spray Dryer Facility), guna memenuhi kebutuhan bahan baku dan mengendalikan impor.
Pemerintah tentunya mendukung pengembangan brand equities milik TempoScan karena merupakan salah satu upaya menyediakan finished product susu formula dan susu pertumbuhan dengan skala ekonomi yang memadai, sukses berkompetisi dengan produk multinasionals, serta mampu melakukan pengendalian bahan baku, karena sebelumnya masih bergantung pada impor. Adanya program substitusi impor bahan baku intermediary milk powder ini mampu menghemat devisa negara hingga mencapai Rp1 triliun.
Upaya ini sejalan dengan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting pada 2018-2024, yang bertujuan untuk memastikan semua sumber daya dialokasikan terutama untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi pada rumah tangga, ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun.
Pemerintah dan masyarakat tentunya berharap TempoScan terus mampu meningkatkan produksi dan daya saing produknya sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mendukung program substitusi impor pemerintah dalam bentuk penurunan importasi bahan baku intermediary susu pada produk Infant Formula dan Growing Up sekaligus mendukung program pemerintah dalam penyelesaian masalah stunting.
“Ini harus terus didorong dan ditingkatkan karena dari hulunya sendiri melibatkan masyarakat. Oleh karena itu saya melihat bahwa industri seperti ini adalah bersifat strategis, karena diperlukan untuk Indonesia memasuki bonus demografi. Tentu tadi Pak Menteri Kesehatan mengatakan bonus demografi ini harus yang produktif,” ungkap MenkoAirlangga.
Pada sesi doorstop Menko Airlangga menjelaskan dampak pembangunan pabrik ini terhadap perekonomian. “Pertama, tentu pabrik ini subtitusi impor, dengan investasi Rp2,5triliun, maka mampu menghemat devisa sebesar Rp1 triliun. Sebetulnya kapasitasnya masih cukup besar untuk bisa diisi. Dan tentunya pabrik ini diharapkan bisa mendorong selain ke hulu, juga ke hilir. Hulunya bisa untuk nyambung dengan peternak,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam peresmian tersebut di antaranya Menteri Kesehatan, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Deputi 3 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Staf Khusus Menteri Perindustrian, Chairman danCo-FounderTempo Scan Group, dan Presiden Direktur PT Tempo Scan Pacific.(rah)