BUDAPEST (Kastanews.com)- Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel menjelaskan tentang pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru di Kalimantan di hadapan pimpinan DPR Hungaria.
“IKN akan banyak memberikan manfaat strategis bagi Indonesia, khususnya untuk pemerataan ekonomi, untuk pertumbuhan ekonomi, dan untuk mengurangi beban sosial dan lingkungan bagi Jakarta dan Jawa,” kata Gobel di hadapan pimpinan DPR Hungaria yang dipimpin wakil ketuanya, Olah Lajos, di Budapest, Hongaria, Senin (20/2)
Kunjungan delegasi parlemen Indonesia ke Hungaria karena diundang oleh parlemen Hungaria. Selain Gobel, delegasi parlemen Indonesia ada Heri Gunawan, Supratman Andi Agtas, Charles Meikyansah, Dyah Roro Esti Widya Putri, Nasim Khan, dan M Hekal. Selain itu, ikut pula Dirut PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dan Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy Rachmat Hidajat. Mereka didampingi Dubes Indonesia untuk Hungaria Dimas Wahab.
Gobel menjelaskan tentang IKN karena Hungaria tertarik untuk terlibat dalam pembangunan IKN. Ada banyak hal yang mereka tawarkan, di antaranya tentang water treatment dan pembangunan lingkungan hidup.
Gobel menjelaskan, pemindahan IKN ke Kalimantan merupakan ide presiden pertama Indonesia, Sukarno, pada 1957. Namun ide itu baru bisa direalisasikan oleh Presiden Joko Widodo. Menurutnya, selama ini ekonomi Indonesia lebih banyak berkembang di Jawa, Sumatra, dan Bali. Sedangkan Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara tertinggal.
“Dengan pindah ibukota ke Kalimantan maka wilayah timur yang selama ini tertinggal akan memiliki peluang besar untuk tumbuh dan berkembang. Jadi, selain akan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi nasional, juga akan memeratakan ekonomi di kawasan timur. Saya yang mewakili Gorontalo sangat mendukung karena akan menguntungkan masyarakat Gorontalo,” kata Legislator Partai NasDem itu.
Selain itu, kata Gobel, beban Jakarta dan Jawa sudah sangat berat. Misalnya, kepadatan penduduk sangat tinggi dan lingkungan hidup yang terdesak oleh permukiman dan industri.
“Jadi ada beban sosial dan lingkungan hidup yang ditanggung Jakarta dan Jawa. Dengan pindah ibukota maka beban itu berkurang karena gravitasi ekonomi juga akan tumbuh di wilayah timur,” tandas Gobel.
Gobel menjelaskan, pembangunan IKN akan berwawasan lingkungan sehingga relatif tak terjadi deforestasi.
“Bahkan akan menjadi contoh dan model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam hal tata ruang dan pembanguna kota yang hijau. Jadi, nanti akan ditiru,” imbuhnya.
Wakil Ketua DPR Hongaria Olah Lajos meminta agar ada dari pemerintah Indonesia yang datang ke Hungaria untuk menjelaskan tentang pembangunan IKN tersebut di hadapan pengusaha Hungaria, sehingga mereka bisa melihat peluang investasi yang bisa dilakukan pengusaha Hungaria di IKN. Menanggapi hal itu, Gobel akan mengajak atau meminta pimpinan pembangunan IKN untuk datang ke Hungaria.
Mulai dari Komunikasi
Selain itu, Gobel juga menjelaskan tentang peningkatan hubungan kedua negara. Menurutnya, hubungan yang baik harus dimulai dari komunikasi yang bagus dan hubungan antarmanusia kedua negara yang baik pula. Karena itu, ia memuji kebijakan pemerintah Hungaria yang memberikan 110 beasiswa per tahun bagi mahasiswa Indonesia untuk kuliah di Hungaria.
“Selalu memulai dari people to people dan heart to heart relationship. Bukan dimulai dari pocket to pocket. Pemberian beasiswa merupakan wujud hubungan heart to heart,” ujarnya.
Saat ini, hubungan ekonomi Indonesia dan Hungaria belum cukup bernilai. Namun pada 2021, perusahaan Hungaria baru memenangkan tender senilai 300 juta dollar AS untuk investasi pada sistem pembayaran jalan tol secara digital.
“Hubungan bisnis yang baik harus dimulai dari komunikasi dan hubungan antarmanusia yang baik pula. Pertemuan secara langsung dan tatap muka jauh lebih baik dibandingkan dengan kehadiran teknologi,” pungkas Gobel.(Nasihin/dis/*)