JAKARTA (Kastanews.com)- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta diminta untuk memberikan informasi dan edukasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat terkait penggunaan obat sirup untuk mengantisipasi kembali adanya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak akibat cemaran zat kimia yang terkandung pada obat sirup.
Demikian disampaikan Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi NasDem, M. Hariadi Anwar saat menggelar reses di wilayah Johar Baru, Jakarta pusat, baru-baru ini.
“Tentunya kami dari Komisi E meminta perhatian dari dinas kesehatan, karena ini menyangkut kesehatan masyarakat terutama anak,” kata Hariadi dalam keterangannya, Rabu (26/10).
Personel Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (OM PSP) itu juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada tentang penggunaan obat sirup. Ketika anak sakit, dirinya mengajak kepada orangtua untuk membawa ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan resep obat yang tepat.
“Kalaupun ada anak yang sampai sekarang masih mengonsumsi atau menggunakan obat sirup agar segera melakukan periksa ke puskesmas terdekat, jangan sampai informasi ini terlambat,” kata dia.
Dalam kegiatan tersebut, politisi yang karib disapa Ade Anwar itu juga menghadirkan perwakilan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang merupakan mitra kerja dari Komisi E DPRD DKI. Kehadiran perwakilan dari Dinkes dari untuk mengedukasi masyarakat tentang penggunaan obat dan penanggulangan dini apabila anak demam.
Pada kesempatan itu Ade Anwar juga menyayangkan masih adanya warga yang belum mengerti memaksimalkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DKTS). Pasalnya, menurut dia DTKS merupakan data yang dijadikan sebagai acuan dalam pemberian bantuan sosial kepada masyarakat dengan ketentuan tertentu.
Ade Anwar mengaku masih mendapat laporan ada warga yang tidak bisa menggunakan program bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) padahal warga tersebut sudah terdaftar di DTKS.
Menanggapi permasalahan tersebut, dia meminta kepada warga tersebut untuk melapor ke pihak sekolah. Sebab, dikhawatirkan data yang sudah masuk masih tersangkut karena banyaknya data yang ada.
“Tapi jika memang nanti KJP-nya tetap tidak bisa di gunakan, nanti ibu bisa ke rumah aspirasi M. Hariadi Anwar atau menghubungi tim untuk didata kembali data anaknya sehingga kami bisa bantu permasalahannya,” kata dia.
Selain menyerap aspirasi masyarakat, pada kegiatan reses ke- 3 tahun 2022 Ade Awar juga memaksimalkannya menjadi ajang silaturahmi. Menurutnya silaturahmi yang baik akan menciptakan komunikasi yang baik. (rls/nd)