BOJONEGORO (Kastanews.com)- Dedikasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dalam menghadapi tantangan globalisasi, Universitas Bojonegoro (Unigoro) gelar Seminar Internasional bertajuk “University Colaborative Opportunity, Menghadapi Tantangan Global” dengan narasumber Syamlal Ravi Makhija, Direktur Program Kerja sama Pendidikan Internasional asal India dan Mr. Mardiyan, pemegang Paten Belajar Bahasa Inggris Cepat S-4 Mind Mapping, bertempat di Hall Suyitno Unigoro, Jum’at (22/7/2022).
Seminar dihadiri Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro, Arif Januwarso, Rektor Universitas Bojonegoro, Tri Astuti Handayani, Wakil Rektor, Dekan Fakultas, Kaprodi, Dosen dan Staf Pengajar dan lebih dari sekitar 200 mahasiswa Universitas Bojonegoro.
Tri Astuti Handayani dalam sambutannya menyampaikan bahwa ini adalah satu diantara ikhtiar Universitas Bojonegoro untuk meningkatkan kualitas civitas akademika.
“Menyongsong Revolusi Industri 4.0 dan globalisasi, berbagai kerjasama telah mulai dan akan terus dilakukan untuk kemajuan Yellow Campus,” ungkap Rektor perempuan ini.
Menurutnya, kapasitas dan kapabilitas dosen hingga mahasiswa terus disiapkan untuk kebutuhan menghadapi tantangan globalisasi. Ibu Nanin, akrab disapa menuturkan jika kerjasama internasional telah mulai dilakukan Universitas Bojonegoro dengan USA, Korea dan Jepang.
“Dengan seminar Internasional hari ini, kita juga berharap terjadi kolaborasi bidang pendidikan dengan universitas-universitas di India dan negara-negara maju lainnya,” harap Bu Nanin.
Nampak, Internasional Seminar ini dipandu oleh Kustaji, MM selaku PIC Kerja sama Internasional Unigoro. Kolaborasi dengan berbagai kampus diluar negeri menjadi target peningkatan kualitas Yellow Campus, mulai dari pertukaran mahasiswa, dosen, joint riset dan terwujudnya internasional class dengan lulusan double degree.
Shyamlal Ravi Makhija, Direktur TIE UPS Internasional membahas Links and match world with Industrial world, the real India and University Colaborative Opportunity.
“Ada jaminan pekerjaan bagi mahasiswa, karena di India telah terjadi komunikasi dan sinkronisasi antara dunia usaha dan perguruan tinggi,” terang Ravi
Berbagai kolaborasi universitas telah berhasil dilakukan dengan program yang dijalankan oleh promotor pendidikan India ini, seperti study exchange, lecture exchange, dual degree programs hingga study tour. Ravi Makhija juga berbicara kurikulum, kondisi pendidikan hingga budaya India yang tak jauh berbeda dengan Indonesia. Sebagai support rencana internasional class, seminar juga diisi dengan paparan program Bahasa Inggris Cepat Metode S-4 Mind Mapping.
Antusiasme peserta juga terlihat dari seminar internasional ini, tak hanya mahasiswa saja bertanya kepada narasumber asal India ini, tapi juga beberapa Dekan dan dosen yang hadir. (/red).