PALEMBANG (Kastanews.com): Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Sri Kustina, menggelar bimbingan teknis perbenihan jagung standar yang diikuti petani dari Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel(, Sabtu (21/10).
Bimtek tersebut merupakan kerja sama Sri Kustina dengan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP). Pelatihan itu diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas petani dalam memproduksi benih jagung yang terstandar.
“Jagung merupakan bahan pangan pokok yang cukup penting bagi masyarakat. Di Indonesia jagung tidak hanya dikonsumsi manusia, bisa juga bahan pakan ternak, bahan baku dalam industri makanan, farmasi dan kecantikan,” ujar Sri Kustina.
Menurut Legislator NasDem itu, Indonesia mempunyai potensi besar dalam produksi jagung. Untuk itu, diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas petani jagung. Salah satu upayanya ialah dengan pembibitan yang baik.
“Untuk peserta yang ikut bimtek diharapkan dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik, dengan semangat, sehingga dapat ilmu yang bermanfaat,” ujarnya.
Sri Kustina juga mengatakan, benih menjadi komponen yang penting karena membawa kecocokan pada lahan. Benih jagung yang berstandar akan meningkatkan produksi.
“Untuk di PALI ada bantuan benih jagung untuk 275 hektare lahan, yang dibagikan ke beberapa kecamatan yang ada di PALI. Bibit ini harus digunakan sebaik-baiknya,” pesan Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Selatan II (Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Kota Prabumulih, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Lahat, Empat Lawang, Kota Pagar Alam, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu Timur, dan Ogan Komering Ulu) itu.
Dalam kesempatan tersebut Kepala BSIP Sumsel, Suharyanto, mengatakan bimtek itu untuk membekali petani terkait perbenihan jagung berstandar. Petani juga akan didampingi agar bisa menghasilkan benih jagung secara mandiri.
Diketahui, benih jagung hibrida yang biasa digunakan petani harganya sangat mahal.
“Kita memiliki jenis jagung komposit varietas Bisma, sehingga petani tidak ketergantungan lagi untuk membeli benih hibrida yang cukup mahal. Tentunya ini peluang bagi petani untuk tidak tergantung pada benih jagung hibrida,” katanya.(rls/*)