JAKARTA, 16 Februari 2020: Mengawal #NTUWritingContest2019 cukup bikin turun berat badan, hehehe… Pada minggu-minggu pertama, setelah mendapat restu dari Bu Dieke dan keluarga NTU, e-flyer naik di FB “by accident” oleh pak Oswar Mungkasa. Kemudian disusul e-flyer perpanjangan batas waktu unggah tulisan. Lalu e-flyer dirubah lagi setelah rapat dengan ketua jejaring AMPL Laisa Wahanudin, cuma menambahkan logo jejaring aja dan personil admin yang terlibat serta tanggal pengumuman.
Awalnya (ketahuan) para peserta saling mengintip, enggan mengunggah duluan. Padahal makin awal tulisan naik, makin tinggi peluang jejak digital “share” dan “like”, demi masuk 15 besar nominator. Karena memang itulah tujuan kompetisi ini. Ya sudah, nyesel sendiri, hehehe… Setelah diskusi singkat dengan rekan Alwis Rustam dan Wiwit Heris Mandari diputuskan untuk bikin workshop menulis untuk kawan-kawan jejaring AMPL di Rumah PPAS, jalan Lembang 35, Menteng – Jakarta. Atensi dan antusias makin terasa, berdampak pada jumlah peserta dari pelaku program dan para mitra pembangun.
Berbagai persoalan dihadapi dalam handling calon peserta, dari yang gak punya dan gak mau bikin blog sehingga dititip di kastanews.id thanks to Didik Suryantoro. Sampai jarak jauh mengarahkan bagaimana membuat blog, menambahkan hastag, setting public pada FB. Cukup melelahkan, tapi hepi…
Nah hari ini terkumpul 30 tulisan yang layak masuk proses penjurian. Juga terdapat 2 tulisan dari “peserta kehormatan” yang dari pendiri dan senior Jejaring AMPL. Selebihnya, tulisan yang sangat beragam dari wartawan, penggiat sanitasi di daerah dan pusat, kalangan milenial dari pelajar SD dan SMA, maupun beberapa konsultan, fasilitator, dosen dan guru.
Menetapkan nominator mudah saja. Yang pertama tentu dari pemenuhan syarat yaitu jumlah kata minimal 1000 dan maksimal 2000. Kemudian jumlah like (1poin) dan share (2 poin) terbanyak. Meski setelah dibaca semua tulisan, dimana ada yang tulisannya bagus (topik menarik, argumen dan data yang kuat), tapi tidak memenuhi jumlah kata dan total cakupan jejak digital (share and like), maka dengan berat hati tidak masuk nominasi.
Risiko ini yang harus diambil para juri, agar tujuan memperbanyak publikasi (outreach and placement) lebih diutamakan, sekaligus memperbanyak vocal person di bidang air minum dan sanitasi di media berbasis internet.
Setelah diperoleh nominator proses yang berat adalah menentukan pemenang. Metode yang digunakan adalah dengan melihat pemenuhan unsur persuasi dalam tulisan yaitu tidak hanya sekedar claim, tapi juga evidence yang kuat dengan dijembatani oleh warrant yang menarik dan menggugah.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan terimakasih kepada segenap pengurus dan anggota Jejaring AMPL serta seluruh peserta dan penulis kehormatan yang telah turut menyukseskan dan menyemarakkan perhelatan #NTUWritingContest2019.
Selamat bagi para pemenang. Hadiah menarik dan piagam dibagikan pada para pemenang. Para nominator dan peserta juga kami berikan e-piagam khusus.
Ke depan, kita akan buat lebih semarak lagi.. Sampai jumpa dengan perhelatan lebih besar: #NTUContentCreatorContest for Water & Sanitation.