JAKARTA (Kastanews.com): Band alternatif rock asal Sumatera Selatan, radioshifter, secara resmi merilis Extended Play (EP) terbaru mereka berjudul “Kontras” pada 31 Oktober 2025 lalu. Ini menandai babak baru yang berbeda dalam perjalanan musikal mereka.
Persembahan ini bahkan menjadi lompatan penataan artistik, karena mereka memilih untuk menulis seluruh lirik dalam bahasa Indonesia, berbeda dari konsistensi karya-karya berbahasa Inggris mereka sebelumnya.
Keputusan transisi bahasa ini menegaskan kedewasaan dalam berseni sekaligus menunjukkan kedekatan emosional yang lebih kuat dengan para pendengar di tanah air. Langkah ini adalah upaya untuk “berhenti bersembunyi di balik bahasa yang terasa aman,” membuat setiap kata terasa “lebih telanjang” dan otentik”.
Digawangi Ferly (vokal,gitar), Arkan (vokal,gitar), Rubylan (gitar), Tama (bass) dan Apek (Drum) dan di bawah naungan Youth Generator Records, EP Kontras menyuguhkan empat perjalanan yang padat makna, yaitu “Biru”, “Klise”, “Fase”, dan “Kontras”, yang secara kolektif menggambarkan pergulatan batin manusia kekinian.
Jalur-jalur ini membahas tema-tema universal seperti konflik antara harapan dan kekecewaan, keinginan untuk melupakan yang tak tuntas, serta refleksi tentang mimpi yang tidak diperjuangkan. Dengan durasi total hanya 13 menit, “Kontras” menawarkan sebuah perjalanan singkat yang kaya akan dinamika emosi dan tekstur suara yang beragam ringan dan enak didengar.
Secara musikal, radioshifter berhasil mempertahankan DNA mereka, memadukan atmosfer modern dengan dentuman alternatif dan sentuhan rock yang subtil. Namun, dalam rilisan ini, musikalitas mereka terasa lebih hangat dan menunjukkan keberanian yang lebih besar dalam permainan dinamika.
Lagu pembuka, “Biru”, langsung menarik perhatian dengan ritme yang lebih tegas dan riff gitar yang tajam, diikuti oleh “Klise” yang menampilkan aransemen melankolis penuh ruang. Sementara itu, “Fase” hadir sebagai refleksi introspektif, dan “Kontras” menjadi puncak emosional dengan ledakan suara sinematik yang menggabungkan energi dan keheningan.
Proses rekaman dilakukan di Studio radiostreet dengan Apek sebagai produser, menggunakan pendekatan analog untuk memberikan tekstur suara yang kasar namun autentik. Materi EP ini ditulis dan diproduksi dalam kurun waktu intens dari awal Februari hingga penghujung tahun 2025, di tengah masa transisi pribadi dan musikal bagi para personil band.
“Kontras” bukan sekadar perubahan bunyi atau bahasa, tetapi merupakan wujud keberanian band untuk jujur. EP yang berisikan empat track ini sudah dapat didengarkan di seluruh platform digital kesayangan pendengar, termasuk Spotify, Apple Music, dan Bandcamp. (rls/*)
