PAINAN (Kastanews.com): Seorang ibu rumah tangga bernama Nurhayati (46) meninggal dunia setelah terjatuh dari jembatan darurat di Jorong Rawang Pulau Rajo, Nagari Koto Rawang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Minggu (20/7/2025).
Peristiwa tragis ini terjadi saat korban dan anak perempuannya, Dini Ermawati (19), melintas dengan sepeda motor sepulang dari pasar. Motor yang mereka kendarai tergelincir di atas jembatan sempit tanpa pengaman, membuat keduanya terjatuh ke sungai. Nurhayati dinyatakan meninggal dunia saat dalam perjalanan ke RSUD dr. M. Zein Painan, sedangkan anaknya mengalami luka-luka dan masih dalam perawatan.
Jembatan yang menjadi lokasi kecelakaan merupakan jembatan darurat yang dibangun secara swadaya warga setempat. Sebelumnya, jembatan gantung permanen sepanjang 50 meter yang menghubungkan dua wilayah di Nagari Koto Rawang tersebut hanyut tersapu banjir pada Maret 2024. Sejak saat itu, warga hanya mengandalkan jembatan kayu selebar satu meter tanpa pagar pengaman di sisi kiri dan kanan. Kondisi ini telah lama dikeluhkan karena berbahaya, terlebih saat dilintasi sepeda motor atau oleh anak-anak yang berangkat sekolah.
Seorang warga setempat, Sulastri (38), mengaku trauma setiap kali melintasi jembatan tersebut. Ia mengatakan kecelakaan ini sebenarnya bisa dicegah jika pemerintah bertindak lebih cepat.
“Sudah lama kami khawatir. Beberapa orang sudah jatuh sebelumnya, tapi baru sekarang ada korban jiwa. Kami mohon betul, ini jangan dibiarkan terus,” ujarnya kepada wartawan, Senin (21/7/2025).
Usai insiden, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setkab Pessel, Andi Syafinal, yang mewakili Bupati Hendrajoni, menyerahkan bantuan kemanusiaan dan menyatakan bahwa pemerintah turut berduka atas kejadian ini.
“Bapak Bupati saat ini sedang berada di Jakarta, memperjuangkan pembangunan jembatan Koto Rawang ke Kementerian PUPR,” kata Andi, Senin (21/7/2025).
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Pesisir Selatan, Fahrezi Eka Siska, menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat membangun jembatan pengganti karena tidak tersedia anggaran di APBD. Ia menyebut pemblokiran anggaran dari Kementerian Keuangan menjadi penyebab tertundanya pembangunan lima jembatan gantung, termasuk di Koto Rawang.
“Sampai saat ini, kami masih menunggu pembukaan blokir anggaran dari pusat. Tanpa itu, kami tidak bisa melanjutkan pembangunan,” ujar Fahrezi saat dikonfirmasi, Rabu (23/7/2025).
Kematian Nurhayati memicu keresahan masyarakat dan tekanan kepada pemerintah daerah untuk segera bertindak. Sejumlah warga menilai lambannya respons pemerintah terhadap kebutuhan infrastruktur vital sebagai bentuk kelalaian. Tuntutan pembangunan jembatan permanen semakin menguat demi menjamin keselamatan dan akses yang layak bagi ribuan warga yang setiap hari melintasi jalur tersebut.
Pemerintah daerah didesak untuk mengambil langkah konkret, mulai dari pemasangan pengaman sementara di jembatan darurat hingga percepatan pengajuan anggaran ke pemerintah pusat. Hingga berita ini ditulis, belum ada kepastian kapan pembangunan jembatan permanen Koto Rawang akan dimulai.(Lungit/*)