JAKARTA (Kastanews.com): Kontribusi terbesar Melayu adalah dipilihnya Bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia, sekaligus menjadi bahasa persatuan dan perekat kebangsaan.
“Kita sepakat menggunakan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia. Ini adalah kontribusi terbesar Melayu jadi bahasa persatuan dan perekat kebangsaan kita,” ungkap Calon Presiden usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan saat memberi orasi budaya pada Pameran Seni Melayu di Galeri Kunstkring Paleis, Jakarta, Kamis (26/10).
Ditegaskan Anies, kesepakatan menjadikan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bukan pekerjaan sepele, tapi merupakan terobosan besar.
“Kemampuan menjadikan bahasa persatuan itu terobosan dahsyat. Dengan begitu perasaan kebersamaan akan mudah terbangun,” ujarnya.
Namun, tambah Anies, tantangan sekarang adalah bagaimana menjadikan Bahasa Indonesia berkiprah dalam percaturan global.
“Apakah Bahasa Indonesia akan tetap begini saja, tentu tidak. Bahasa harus populer dan menarik dunia, karena digunakan oleh penduduk negara keempat terbesar dunia,” kata Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan jumlah kosakata Bahasa Indonesia 110 ribu. Bandingkan dengan Bahasa Jepang 250 ribu, Jerman 359 ribu, Mandarin 500 ribu, Inggris 1 juta, Arab 12 juta kosakata.
“Bagaimana kita bertanding di tingkat global kalau kosakata kita sekecil ini,” kata Anies.
Untuk itu, Anies menawarkan terobosan agar bahasa lebih mendunia, misalnya mempromosikan bahasa lewat karya seni. Selain itu, memperkaya bahasa dengan menjangkau audiens yang lebih luas.
Di sisi lain, tambahnya, kosakata bahasa harus diperkaya dengan memasukkan bahasa lokal atau daerah. Menurutnya, kekayaan bahasa daerah harus didorong untuk memperluas spektrum dan diksi yang lebih lengkap.
“Kekayaan bahasa daerah harus kita dorong untuk masuk ke dalam Bahasa Indonesia. Kalau nanti kami dapat amanah, kita bisa perkaya Bahasa Indonesia secara lebih jelas dan dahsyat,” tegas Anies.(red/*)