TABANAN, 10 September 2021 : Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengapresiasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atas pengelolaan Kebun Raya ‘Eka Karya’.
Menurut Sugeng, Kebun Raya ‘Eka Karya’ dinilai sudah sangat baik dan layak, sebagaimana fungsi dan tugasnya yakni memadukan penelitian botani, pelestarian tumbuhan, pendidikan, dan rekreasi.
Tak hanya itu, Sugeng turut mengapresiasi Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali yang merupakan karya anak bangsa yang dibangun sejak 15 Juli tahun 1959, dengan luas kawasan 157,5 hektar.
Saat ini keberadaan kebun raya bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Di samping menjalankan fungsi edukasi, pendidikan, penelitian, dan riset, kebun raya juga menjadi tempat konservasi penyelamatan berbagai tumbuhan yang ada maupun yang terancam punah.
“Sebagaimana kita tahu, Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas terbesar di dunia. Mengingat pentingnya biodiversitas bagi kehidupan manusia, maka setiap unsurnya menjadi aset jangka panjang yang perlu terus menerus dipelajari, dikaji, diteliti, dan dilestarikan,” ujar Sugeng usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI dengan dengan Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agus Haryono dan Kepala Kebun Raya Bali, Didit Okta Pribadi di Kabupaten Tabanan, Bali, Kamis (9/9).
Legislator NasDem ini mengatakan, dari kunjungan ini, pihaknya menemukan sejumlah inspirasi yang nantinya akan dibahas bersama Komisi VII DPR RI.
“Saya menginginkan agar nantinya kebun raya bisa menjadi gerakan nasional di masing-masing kabupaten/kota. Diharapkan kebun raya tersebut bisa dibangun di lahan-lahan kritis dan tak dipergunakan agar lahan tersebut bisa menjadi lahan yang berguna untuk pusat pendidikan, pusat rekreasi, dan juga yang sangat penting menjadi pusat konservasi,” harap dia.
Di samping pembangunan kebun raya yang berada di kawasan hutan, ke depannya Komisi VII DPR RI akan mendorong pembangunan tersebut berada di area lahan kritis, sehingga turut berguna sebagai reboisasi dan penyelamatan lingkungan.
Selain melakukan pertemuan, Tim Kunspek Komisi VII DPR juga melihat secara langsung sejumlah konservasi tumbuhan yang ada di kawasan kebun raya, seperti taman anggrek, taman kaktus, serta taman begonia.
Sugeng melanjutkan, dengan banyaknya sumber hayati yang diteliti, baik dari segi manfaatnya untuk pangan maupun obat-obatan.
“Diharapkan ke depannya Indonesia benar-benar mandiri dalam memenuhi bahan baku obat, sehingga tidak lagi harus impor. Karena, saat ini 92 persen bahan baku obat harus impor,” ujar dia.
Wakil rakyat dari dapil Jawa Tengah VIII (Cilacap – Banyumas) itu menyebutkan, pada dasarnya Indonesia memiliki sumber hayati yang sangat luar biasa banyak yang bisa dimanfaatkan.
“Maka dari itu saya meminta kepada BRIN serta Kementerian Perindustrian agar bisa hilirisasi, dari riset inovasi bisa menghasilkan sebuah produk industri. Dari hasil penelitian sudah ada, seharusnya menjadi produk-produk yang berguna bagi masyarakat tidak hanya sebagai pajangan di perpustakaan,” tukas Sugeng.(Hamdalah)