PADANG (KASTANEWS.COM)- Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, M Shadiq Pasadigoe, menerima dan menampung aspirasi sejumlah peserta War SDUWHV Australia (Surat Dukungan untuk Work and Holiday Visa) yang digelar 15 Oktober 2025 lalu.
Berbagai gangguan saat pelaksanaan dikeluhkan banyak pihak. Shadiq menegaskan akan menindaklanjuti aspirasi tersebut ke Kementerian Hukum serta Direktorat Jenderal Imigrasi.
“Ini menyangkut transparansi, profesionalitas, dan kepercayaan publik. Jika benar ada ketidaksesuaian data dan prosedur, maka perlu ada klarifikasi resmi dari pihak imigrasi,”kata Shadiq, Kamis (23/20/2025).
SDUWHV adalah Surat Dukungan dari Pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu syarat penting bagi WNI untuk mengajukan Work and Holiday Visa (WHV) Australia. SDUWHV diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia. Program ini memungkinkan pemegang visa untuk tinggal, bekerja sementara, dan berlibur di Australia selama 12 bulan.
“Anak-anak muda kita sudah berjuang keras, dan negara wajib memberikan pelayanan yang adil dan terbuka,” ujar Shadiq. Kejadian yang sama sudah berulang dari tahun ke tahun sejak 2023, dan tidak ada perbaikan, bahkan semakin buruk,” kata Shadiq.
Shadiq berharap kegiatan SDUWHV berikutnya dapat dikelola dengan sistem yang lebih baik, transparan dan manusiawi, mengingat banyak peserta dari daerah yang telah mengeluarkan biaya dan tenaga besar. Ia juga mendorong agar kementerian terkait segera melakukan audit teknis sistem dan evaluasi komunikasi publik, supaya kejadian serupa tidak terulang.
“Saya akan memperjuangkan agar keluhan ini tidak berhenti di meja aspirasi. Kita ingin pemerintah hadir, mendengar, dan memperbaiki. Anak-anak muda kita, termasuk dari Sumatera Barat, punya semangat tinggi untuk bekerja dan belajar di luar negeri. Jangan sampai semangat itu padam karena lemahnya sistem,” tutup Shadiq.
Kegiatan SDUWHV Australia ini menarik perhatian ribuan peminat dari seluruh Indonesia, termasuk dari berbagai daerah di Sumatra Barat yang rela datang ke kota demi mengikuti proses tersebut.
Namun, pelaksanaan War SDUWHV kali ini menuai banyak keluhan akibat gangguan server (server error) yang terjadi sejak pagi hari hingga malam. Berdasarkan data yang dihimpun peserta dan sumber dari pihak imigrasi, hanya sekitar 80 orang dari total kuota 5.500 yang berhasil mendapatkan akses pada hari tersebut.
Lebih ironis lagi, tidak ada pengumuman resmi dari pihak imigrasi hingga pukul 21.00 WIB, sehingga ribuan peserta tetap menunggu di depan layar komputer dan ponsel mereka selama berjam-jam tanpa kepastian. Baru pada malam hari, imigrasi menyampaikan bahwa pelaksanaan war diundur ke tanggal 17 Oktober 2025 karena kendala teknis.
Salah satu peserta, Riesky Millyvaldo, menyampaikan kepada anggota DPR RI asal Sumatra Barat tersebut bahwa sejak awal Oktober, pihaknya dan ribuan calon peserta sudah menyiapkan segala keperluan, mulai dari jaringan internet, lokasi, hingga dokumen-dokumen penting.
“Kami bahkan rela datang dari daerah pelosok ke kota, demi memastikan koneksi stabil dan tidak ketinggalan waktu war, tapi server justru error total,” ujarnya.
Selain masalah teknis, peserta juga menyoroti ketidaksesuaian informasi dari pihak imigrasi terkait syarat bank reference dan skor IELTS (International English Language Testing System).
Di awal, tercantum bahwa peserta wajib memiliki saldo minimal 5.000 AUD, namun ketika proses unggah dokumen, sistem justru meminta minimal Rp60 juta, sebuah perubahan signifikan yang tidak pernah diinformasikan sebelumnya.
Perwakilan peserta dari Sumatra Barat, di antaranya Esa Prima Putra, Putri Mayang Sari, Taufiq Dzaky Kahono, Gian Kurnia Putra, menyampaikan langsung keresahan ini kepada Shadiq Pasadigoe. Dari 119 peserta yang ikut dari Sumatra Barat yang berasal dari komunitas WHV Warriors TIME, hanya 22 orang yang dinyatakan lolos, sementara 97 lainnya gagal tanpa kejelasan penyebab.
Salah seorang peserta bahkan menyampaikan dengan penuh emosi, “Kami cuma ingin ado keadilan dan transparansi dari system War SDUWH tanggal 15 dan 17 Oktober 2025, dari Dirjen Imigrasi Indonesia,” ujarnya. (Yudis/*)
