JAKARTA (Kastanews.com): Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menjelaskan isi pertemuannya dengan sejumlah elite Partai NasDem di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta Pusat, Selasa (9/1).
Said mengungkapkan kehadirannya ingin bertanya sejauh mana langkah yang telah diambil NasDem dan PKB dalam memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).
“Saya ingin mencari lebih tahu sejauh mana perjalanan apa yang diperjuangkan dengan NasDem dan PKB,” kata Said Aqil dalam jumpa pers di NasDem Tower.
Usai mendengarkan pemaparan dari para elite NasDem dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, Said Aqil mengaku optimis dengan potensi AMIN.
“Alhamdulillah yang saya dengar tadi menyenangkan, membuat orang optimis lah, harus optimis, politik harus optimis. Tidak ada yang namanya minder, takut, kecil hati, nggak boleh, harus optimis dan berdasarkan iman kepada Tuhan,” tegas Said Aqil yang mengaku menaruh simpati kepada pasangan AMIN.
Merespons kelakar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang menunjukkan sinyal tak mendukung pasangan Anies AMIN, meski cawapres 01 Gus Muhaimin sangat kental sebagai keluarga besar Nahdliyin, Said Agil justru bicara kisah Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud.
“Ketika Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud, semua binatang meniup memadamkam api itu: macan, gajah, termasuk semut, lalu oleh binatang yang besar diketawain, ‘kamu ngapain semut ikut niup, apa artinya, tiupan kamu itu?’,” terang Said Aqil.
Said melanjutkan, semut tak berkecil hati, ia hanya menampilkan sikap sedang berada di pihak siapa.
“Jawaban semut, ‘saya tahu tiupan saya tidak ada artinya, tapi hanya menunjukkan saya berada di pihak mereka’. Saya ini enggak ada artinya dibandingkan tiupannya anda yang besar-besar, gajah, tapi hanya menunjukkan saya semut yang kecil ini berada di pihak yang benar,” jelas Said Aqil.
Said Aqil lalu merespons di lini masa sosial media, ramai para kiai mengaku disogok uang miliaran agar tak mendukung AMIN di Pilpres.
“Sudah hal yang biasa, politik sejak dulu, sejak jaman dinasti umayah, dinasti ottoman, semua pakai uang, dan banyak sekali ulama ‘Su’, kata Ahmad Ghozali itu ulama yang bisa dibeli,” ujar Said Aqil.
Hadir dalam pertemuan itu, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali, Sekjen Hermawi Taslim, Ketua Fraksi NasDem DPR RI Roberth Rouw, Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Charles Mekyansah, Anggota DPR RI Eva Yuliana. Hadir juga Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.(rls/*)