JAKARTA (Kastanews.com): Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengimbau perempuan agar berani melaporkan kasus kekerasan seksual, dan Polri diminta meresponsnya dengan cepat.
“Jadi memang di era sekarang, polisi harus jemput bola, usut pengaduan di medsos, tanpa berbelit-belit administrasi. Yang penting kan substansi keadilannya,” kata Sahroni dalam acara HUT Keluarga Besar Wirawati Catur Panca Ke-49, di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Acara yang mengusung tema Menghadapi Ancaman Cyber Crime di Era Digital, turut dihadiri oleh Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi.
Sekretaris Fraksi Partai NasDem DPR RI itu mengatakan, semua pihak mudah menyampaikan laporan di era kemajuan teknologi sekarang ini. Salah satunya dengan memviralkan kekerasan seksual yang dialami.
“Saya sebagai pengguna media sosial juga sering kali mendapat aduan kekerasan seksual, masuk ke DM (direct message) saya, yang kemudian saya minta follow up agar polisi usut,” ujarnya.
Selain itu, Sahroni juga menekankan urgensi pengaturan artificial intelligence (AI) di Indonesia, karena teknologi deepfake dapat digunakan untuk merusak reputasi seseorang.
“Dalam derasnya kemajuan teknologi ini, Indonesia tidak bisa hanya menjadi pengguna. Kita perlu menyikapi dengan memiliki regulasi khusus terkait penggunaan AI,” kata Sahroni.
Legislator dari Dapil DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu) itu mencontohkan regulasi Take It Down Act yang telah diterapkan di Amerika Serikat. Payung hukum dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat dari konten AI yang bersifat merusak, terutama anak-anak dan perempuan.
“Kita sebagai orangtua, terlebih saya sedang di depan ibu-ibu pejuang, kita harus bisa jadi garda terdepan memberikan literasi digital. Minimal ke keluarga dan lingkungan tedekat,” papar Sahroni. (rls/*)
