SUMBAWA BESAR (Kastanews.com)- Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rico Sia mengapresiasi komitmen PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dalam membangun smelter di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pemerintah perlu mendukung komitmen yang sudah dilakukan PT Amman tersebut. Rico mengatakan, saat ini pembangunan smelter oleh PT Amman terkendala pandemi Covid-19. Ditambah dengan perang Ukraina-Rusia yang menyebabkan impor peralatan teknologi untuk membangun smelter tersendat.
Legislator NasDem itu meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan dukungan kepada PT Amman berupa perpanjangan waktu untuk penyelesaian pembangunan smelter.
“Kementerian ESDM mestinya memberikan kesempatan perpanjangan waktu terkait pembangunan smelter yang sementara ini sedang dibangun,” kata Rico seusai mengikuti pertemuan Komisi VII DPR RI dengan Presiden Direktur PT Amman, Rachmat Makkasau, di Sumbawa, NTB, Senin (11/7).
Legislator NasDem dari Dapil Papua Barat itu menjelaskan, Smelter PT Amman tersebut mestinya sudah rampung pada 2023. Keterlambatan pembangunan smelter itu mungkin bisa sampai tahun 2024, karena perang belum usai.
“Menurut saya ini bagian dari force majeure
yang harus dipahami. Apalagi, PT Amman adalah perusahaan nasional yang jadi salah satu aset nasional. Sewajarnya pemerintah memaklumi apa yang dialami PT Amman. Kalau boleh diberi kelonggaran agar mereka bisa berkembang lebih besar lagi,” harapnya.
Selain itu, imbuh Rico, kontribusi PT Amman untuk masyarakat setempat sangat baik. Pembebasan lahan untuk smelter tidak ada masalah. Bahkan, Pemda Sumbawa Barat dan pemerintah pusat juga aktif membantu.
“Apa yang kita lihat di lokasi PT Amman sudah sangat bagus. Penyiapan lahan sudah selesai di tahun 2020. Yang terkendala adalah pengiriman barang dari luar ke dalam (impor) untuk melakukan kegiatan,” tutup Rico. (dpr.go.id/*)