JAKARTA (KASTANEWS.COM)– Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur ASEAN dari S&P Global menunjukkan perlambatan pertumbuhan sektor manufaktur di kawasan Asia Tenggara pada Januari 2025.
PMI Manufaktur ASEAN mencapai 50,4 bulan lalu, turun dari 50,7 pada Desember 2024.
Ini merupakan level pertumbuhan terendah dalam hampir satu tahun ke belakang. Skor di atas level 50 menunjukkan pertumbuhan, sementara skor di bawahnya mengisyaratkan penurunan.
“Seiring dengan dimulainya 2025, sektor manufaktur ASEAN mengalami pertumbuhan tingkat sedang selama tiga belas bulan berturut-turut, meski kenaikan terkini merupakan yang paling lambat sejak Februari 2024,” kata Ekonom S&P Global Market Intelligence Maryam Baluch dalam keterangannya pada Senin (3/2/2025).
“Permintaan baru dan output mengalami ekspansi pada laju lebih lambat, dan pasar ekspor terus menghambat pertumbuhan penjualan secara keseluruhan,” katanya.
“Tingkat kepercayaan diri di seluruh sektor manufaktur ASEAN secara umum tidak berubah dari kondisi di bulan sebelumnya. Perusahaan mengantisipasi kenaikan output dalam 12 bulan mendatang.
“Sisi baiknya, tekanan inflasi berkurang dan setelah dua bulan PHK, jumlah tenaga kerja sedikit naik pada Januari,” katanya.(rah)