Pentingnya Pendampingan Hingga Dukungan Pemasaran Produk

Pentingnya Pendampingan Hingga Dukungan Pemasaran Produk

JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Di tengah semakin sulitnya lapangan pekerjaan, budi daya ikan hias dinilai memiliki prospek yang menjanjikan. Salah satu jenis ikan hias yang patut, terutama bagi yang baru ingin mencoba, adalah ikan cupang.

Menurut Irzal Effendi, dosen Departemen Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University , ikan hias yang dapat dibudidayakan oleh pemula dengan modal kecil dan dapat dipasarkan secara lokal adalah ikan cupang.

“Ikan cupang merupakan pilihan paling tepat bagi pemula karena memerlukan modal kecil dan mudah dipelihara,” jelasnya.

Irzal menjelaskan bahwa ikan cupang memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi kualitas air. Oleh karena itu, ikan ini bisa dibudidayakan dalam wadah kecil seperti toples, secara individual.

Di beberapa kawasan sentra produksi ikan hias di Kabupaten Bogor, ikan hias diusahakan dalam kantong plastik 1/2 kg yang digantung berjejer 3-5 tingkat di dinding samping rumah, sehingga menjadi sumber pendapatan keluarga.

Usaha budidaya ikan hias ini bisa dilakukan di kawasan perkotaan (urban aquaculture atau urban farming) yang lahan dan airnya terbatas.

Untuk memudahkan pemasaran, ia menyarankan agar pembudi daya memilih jenis ikan cupang dengan bentuk sirip serta warna tubuh yang menarik atau memiliki kombinasi warna yang unik. “Dari segi pakan, ikan ini juga mudah dipelihara karena dapat diberi cacing merah, cacing sutra, jentik nyamuk, serta pakan buatan yang semuanya mudah diperoleh di lapangan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Irzal menekankan bahwa usaha budi daya ikan hias terbukti mampu meningkatkan perekonomian, baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Usaha budi daya ikan hias terbukti tahan terhadap guncangan perekonomian nasional dan global. Pada masa krisis moneter dan pandemi COVID-19, terbukti usaha ini relatif mampu bertahan,” ungkapnya.

Pada masa-masa sulit tersebut, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pembatasan mobilitas yang menyebabkan meningkatnya stres masyarakat. Salah satu bentuk pelarian psikologis masyarakat adalah dengan memelihara ikan hias di rumah.

“Hal ini menyebabkan permintaan ikan hias tetap tinggi. Perekonomian lokal tetap bergairah dan berdampak positif terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.

Namun demikian, ia mengakui bahwa sektor perikanan belum sepenuhnya mampu menyejahterakan pembudi daya ikan hias secara merata. Irzal mendorong pembudi daya untuk berhimpun dalam kelompok usaha seperti kelompok pembudi daya ikan (Pokdakan), kelompok usaha bersama (KUB), atau koperasi.

“Ini supaya pembudi daya memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam menghadapi pembeli maupun pemasok sarana produksi dalam agribisnis atau rantai pasok ikan hias,” sebutnya.

Sebagai masukan kepada pemerintah pusat maupun daerah, Irzal menekankan pentingnya strategi untuk mendukung peningkatan ekonomi melalui sektor perikanan.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya fasilitasi pendanaan murah dari lembaga keuangan, pendampingan teknis dan manajerial, serta dukungan pemasaran produk ke pasar domestik, antarpulau, maupun internasional.

Salah satu bentuk dukungan yang dapat diberikan adalah melalui promosi dalam bentuk kontes ikan hias, festival, dan bazar di dalam maupun luar negeri.

“Pemerintah juga perlu mendorong pembentukan serta kemandirian kelembagaan usaha budi daya ikan hias seperti pokdakan, KUB, atau koperasi, dan melindungi pembudi daya dari regulasi yang tidak afirmatif bahkan merugikan,” pungkasnya.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *