Pembangunan 3 Juta Rumah Dialokasikan Rp49 Triliun

Pembangunan 3 Juta Rumah Dialokasikan Rp49 Triliun

JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Pemerintah menargetkan pembangunan 3 juta rumah pada tahun depan dengan alokasi anggaran sekitar Rp49 triliun.

Mayoritas anggaran tersebut akan difokuskan untuk program renovasi sebanyak 2 juta unit, sementara sisanya untuk menyerap 1 juta unit rumah baru dari pengembang.

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah menjelaskan, program ini akan dibagi dalam dua skema besar. Pertama, renovasi rumah warga melalui pembiayaan langsung, dan kedua, pembelian rumah dari pengembang oleh negara sebagai strategi penyelesaian backlog perumahan nasional.

“Anggaran yang diajukan sekitar Rp49 triliun. Dari total itu, 2 juta unit untuk renovasi dan 1 juta unit untuk off-taker dari pengembang. Tapi tentu ini tergantung keputusan Kementerian Keuangan dan Bappenas,” ujar Fahri di Jakarta, Kamis (7/8).

Untuk pembiayaan renovasi, kata Fahri, pemerintah tengah mempertimbangkan sumber pinjaman luar negeri. Usulan tersebut kini sedang dikaji oleh Kementerian Keuangan agar pelaksanaan renovasi kawasan permukiman bisa segera dimulai.

Fahri juga menyoroti pentingnya kehadiran lembaga off-taker yang bertugas menyerap rumah hasil produksi pengembang, terutama untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurutnya, keberadaan lembaga seperti itu akan membuat pengembang lebih fokus pada proses pembangunan ketimbang pemasaran.

“Konsepnya mirip dengan Bulog yang menyerap gabah petani. Petani tinggal produksi. Begitu pula pengembang, tidak perlu memikirkan pemasaran, karena rumahnya akan langsung diserap negara,” jelas Fahri.

Ia menilai Perum Perumnas idealnya berfungsi sebagai off-taker perumahan sosial. Namun dalam praktiknya, BUMN tersebut justru terdorong mencari keuntungan komersial, sehingga peran sosialnya terabaikan.

“Perumnas sekarang malah punya hotel dan properti komersial lain. Padahal fungsi dasarnya adalah menyediakan rumah sosial. Kalau mau bisnis properti kelas atas, silakan, tapi harus ada BUMN yang fokus ke rumah rakyat,” tegasnya.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *