JAKARTA (Kastanews.com)- Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan, tantangan ekonomi global yang akan dihadapi Indonesia akan semakin kompleks. Ekonomi mulai bergeser dan akan segera dikuasai oleh negara-negara yang berada di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
“Ekonomi nanti akan dirajai Samudera Pasifik dan Hindia. Karena nanti kita lihat frekuensi ekonomi segera meningkat, mulai Afrika, Timur Tengah, Indonesia dan sebagainya masuknya melalui Samudera Pasifik dan Hindia,” kata Gus Yahya, saat menghadiri silaturahmi dengan Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), di Banda Aceh.
Menurut Gus Yahya, masa depan ada di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Gus Yahya lantas bercerita ketika 2016 dirinya menjadi satu-satunya tokoh ormas yang diundang menjadi bagian dari komite Indo Pasifik di Inggris.
Pada saat itu, dinamika strategis Samudera Hindia dan Pasifik termasuk lalu lintas ekonomi mulai dibicarakan dengan serius oleh para diplomat senior yang ada di komite itu. “Samudera Pasifik, ada persentuhan Filipina, Papua dan sebagainya. Tapi Samudera Hindia, kita tahu yang ada di garis paling depan adalah Aceh,” ujar Gus Yahya.
Karenanya, saat berkunjung ke Aceh ini, Gus Yahya menyampaikan ke Penjabat Gubernur Aceh agar bisa mengupayakan menjadikan Aceh sebagai serambinya Indonesia.
“Kalau sekarang dikenal sebagai serambi Mekah. Kita harus berjuang supaya Aceh sungguh berfungsi sebagai serambi Indonesia,” kata Gus Yahya.
Kenapa serambi Indonesia, karena Aceh berada di garis paling depan dan menjadi benteng sekaligus pintu utama ekonomi Indonesia. Bahkan dulu Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) pernah sangat ngotot untuk membangun pelabuhan terbuka di Sabang, Aceh.
“Dalam keadaan begini. Tidak bisa tidak, Aceh ini memerlukan konsolidasi nasional Indonesia sehingga bisa memobilisasikan sumber daya secara fokus untuk Aceh. Juga sebagai pertahanan misalnya. Juga sebagai fasilitas ekonomi,” kata Gus Yahya.(rah)