TERNATE, 2 September 2021 : Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate, Nurlaela Syarif menyatakan Ternate sudah masuk kategori darurat sampah. Karena itu, Nurlaela mendorong Pemkot Ternate untuk membenahi pengelolaannya.
Politikus Partai Nasdem ini menjelaskan, produksi sampah per hari di Kota Ternate mencapai 100 ton. Ini adalah volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Takome di Kecamatan Ternate Barat.
Sementara untuk armada pengangkutnya pemkot memilik 18 unit dumptruck, 6 unit L300, dan 4 unit arm roll. Menurut Nurlaela, jumlah armada ini tidak seimbang dengan jumlah penduduk dan produksi sampah di Kota Ternate.
“18 dumptruck ini dari masa jabatan Wali Kota almarhum Syamsir Andili, dan ada 9 unit yang tidak layak namun masih dipaksakan untuk digunakan beroperasi. Kita sudah mendorong terkait dengan pelayanan sampah yang memadai,” jelasnya, Rabu (1/9/2021).
Ia menambahkan, pola pengelolaan sampah ini masih tertumpuk hanya di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Belum ada terobosan baru selain depomart di Kelurahan Bastiong.
“Seharusnya ada optimalisasi bak sampah. Selama ini pengadaan bak sampah di beberapa titik, namun hanya semangat pengadaan saja, tapi keberlanjutannya tidak maksimal,” ujar Nurlaela.
Dari 6 titik bak sampah yang ada di Ternate, hanya 2 titik yang optimal yakni di Kelurahan Tubo dan Kalumata. Sementara 4 lainnya belum ada progres maksimal.
“Kendalanya juga soal anggaran, maka hal ini harus jadi perhatian pemkot untuk dimaksimalkan,” tukasnya.
Nurlaela berharap pemkot mempunyai progres yang baru, misalnya ada sampah yang bisa dikelola untuk daur ulang dan lainnya.
“Agar progres peningkatan sampah ini jangan tiap tahun terus mengalami kenaikan. Sampah ini harus jadi prioritas yang ditangani bersama. Karena tingkat kesadaran masyarakat juga masih minim soal sampah,” tandasnya. (Yudistira)