JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Nissan menggandeng China untuk mengembangkan beberapa jenis kendaraan listrik dan menjual ke seluruh dunia. Nissan juga akan mendirikan pusat penelitian bersama Universitas China yang fokus pada penelitian dan pengembangan kendaraan listrik lokal.
Wakil Presiden Nissan Motor dan Presiden Nissan China, Masashi Matsuyama, mengungkapkan akan menjual kendaraan baterai-listrik dan hibrida plug-in yang dikembangkan dan dibuat di China ke pasar luar negeri.
Selain itu, mereka juga mempertimbangkan untuk mengekspor sejumlah kendaraan bertenaga pembakaran internal dari China. China menyumbang lebih dari seperlima penjualan global Nissan selama 10 bulan pertama tahun ini. Menurut Matsuyama, China mungkin akan mengikuti contoh yang diberikan oleh BYD dan menargetkan pasar serupa dengan model China, termasuk Eropa.
“Mengekspor model buatan China akan membantunya memanfaatkan biaya produksi yang lebih rendah di negara tersebut,” tulis Auto News dari laman Carscoops, Rabu (20/12/2023).
Nissan juga telah mengumumkan akan mendirikan pusat penelitian bersama dengan Universitas Tsinghua, China tahun depan. Mereka akan fokus pada penelitian dan pengembangan kendaraan listrik, serta infrastruktur pengisian daya dan daur ulang baterai.
Produsen mobil tersebut telah melakukan upaya penelitian bersama dengan universitas tersebut sejak tahun 2016. Namun, pada awalnya mereka hanya berfokus pada mobilitas cerdas dan teknologi mengemudi otonom. “Kami berharap kolaborasi ini akan membantu kami mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar China. Kemudian mengembangkan strategi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di China dengan lebih baik,” kata Presiden dan CEO Nissan Makoto Uchida.
Berita ini muncul tak lama setelah revisi aliansi Nissan dengan Renault mulai terbentuk dengan produsen mobil Prancis tersebut menjual 5% sahamnya kembali ke Nissan. Sebagai bagian dari kesepakatan aliansi baru mereka, Renault akan mengurangi kepemilikannya di Nissan dari 43% menjadi 15%.(rah)