JAKARTA (Kastanews.com) – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta masyarakat jangan berlarut-larut tenggelam dalam polemik kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Lebih baik, kata Moeldoko, masyarakat berfokus untuk mulai memikirkan sumber daya atau bahan bakar alternatif yang lebih terjangkau dan berkelanjutan di masa depan.
“Saya tidak berbicara angka, tapi harga BBM naik turun itu sudah biasa. Kenapa kok naik? Ini terjadi karena produktivitas migas dalam negeri kita turun. Sejumlah besar produk migas kita ini berasal dari impor. Jadi harga BBM di Indonesia sangat terpengaruh oleh fluktuasi harga dunia,” ujar Moeldoko dalam keterangannya, Senin (12/9/2022).
Walaupun begitu, Purnawirawan Panglima TNI ini meyakini bahwa masyarakat sudah paham dan bijak dalam menyikapi isu kenaikan harga BBM ini.
“Sebenarnya masyarakat sudah paham. Jadi jangan dilihat isu kenaikan harga BBM-nya saja, mulailah berpikir tentang alternatif dan pemanfaatan kemajuan teknologi untuk mengatasi krisis ini,” kata Moeldoko.
“Misalnya, sejak saya masih menjadi Letnan Jenderal di Lemhanas, saya sudah berpikir bahwa baterai adalah masa depan, masa depan adalah baterai. Gagasan ini terus saya pelihara dan kembangkan, karena bukan tidak mungkin kita akan segera beralih ke mobil listrik untuk mengurangi konsumsi BBM,” imbuhnya.
Demi meminimalisir dampak ketidakpastian global ini dan menjaga daya beli masyarakat, pemerintah pun mengalihkan subsidi bahan bakar minyak murah untuk penyediaan bantuan sosial bagi kelompok ekonomi rentan dan miskin.
Moeldoko juga mengagumi sosok Presiden Jokowi yang berani mengambil kebijakan, termasuk kebijakan pengalihan subsidi ini. Namun sayangnya banyak yang salah menafsirkan kebijakan Presiden.
“Saya melihat sendiri bagaimana keputusan-keputusan yang beliau ambil itu penuh dengan resiko, tapi beliau jalan terus. Presiden tetap ambil keputusan itu untuk kepentingan Indonesia yang lebih besar,” kata Moeldoko.(rah)