SLEMAN (Kastanews.com): Badan Pengusahaan (BP) Batam terus berkembang menjadi kawasan industri dengan empat sektor utama, yakni industri manufaktur, industri jasa, pengembangan logistik, dan pariwisata. BP Batam yang mencakup wilayah Batam, Bintan, dan Karimun di Provinsi Kepulauan Riau merupakan Kawasan Perdagangan Bebas dengan kontribusi investasi asing rata-rata Rp9,15 triliun tiap tahun.
Anggota Komisi VI DPR RI Subardi menilai pesatnya perkembangan investasi di Batam patut dicontoh daerah lain. Batam efektif menerapkan perizinan berbasis online yang dikelola dengan sistem jemput bola.
“Investor datang langsung dilayani. Perizinan dibuat mudah tanpa berbelit-belit. Mau model kerja sama apa, juga dilayani. Ini patut dicontoh daerah lain. Batam bisa maju karena efektif menangkap peluang investasi,” kata Subardi dalam Seminar Membangun Semangat Ekspor untuk Peningkatan Ekonomi Nasional bertajuk ‘Pembangunan Investasi Batam Saat Ini’ di Sleman, DIY, Senin (21/8).
BP Batam menawarkan berbagai kemudahan investasi hingga penyediaan lokasi di kawasan industri. BP Batam kini berkembang menjadi kawasan tujuan investasi di Indonesia. Subardi turut mendukung agar Batam semakin maju menjadi pusat lalu lintas logistik di kawasan Asia Tenggara.
“BP Batam mampu memanfaatkan potensi sebagai kawasan strategis di jalur pelayaran antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Potensi itu harus terus ditingkatkan. Fasilitasnya sudah ada semua mulai dari bandara internasional, pelabuhan, transportasi, pembangkit listrik, hingga pariwisata,” jelas legislator dari Partai NasDem itu.
Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan investasi di Batam, Subardi berharap Yogyakarta bisa bekerja sama memajukan potensinya. Potensi yang dimiliki Yogyakarta cukup menjanjikan, seperti pariwisata, kuliner, produk UMKM, hingga ekonomi kreatif.
“Harapan saya, BP Batam bisa menggandeng Jogya untuk mengembangkan investasi atau industri di sana. Jogya adalah tempat tumbuhnya UMKM yang produktif, UMKM yang sesuai standar nasional. Kita juga punya bandara internasional, ada pariwisata, pendidikan, dan perhotelan. Potensi di Jogya cukup prospektif untuk dikembangkan,” jelasnya.
Saat ini, sektor pariwisata turut dikembangkan untuk menambah daya tarik Batam sebagai kawasan destinasi investasi. Batam menawarkan berbagai destinasi wisata alam, cagar budaya melayu, fashion, dan gadget.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, sepanjang 2022 investasi asing di BP Batam mencapai US$746,85 juta dengan 1.738 jumlah proyek. Angka itu naik signifikan dibandingkan tahun 2021 sebesar US$504,17 juta. Untuk komoditas terbesar masih berada di sektor manufaktur, yakni mesin dan elektronik. Singapura menjadi negara dengan kontribusi terbesar, yakni US$480 juta. (NK/*)