SLEMAN (14 Agustus): Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Subardi, memfasilitasi warga Papringan, Depok, Sleman, DIY untuk belajar mengelola sampah di TPS 3R Ben Resik.
TPS 3R adalah Tempat Pembuangan Sementara Reduce, Reuse and Recycle.
Pelatihan ini diatur berdasarkan kelompok warga per padukuhan agar warga mampu mengelola sampah secara mandiri.
Subardi meyakini persoalan sampah di DIY bisa diatasi melalui pendekatan lingkungan dan ekonomi.
“Konsep ini dibuat per padukuhan agar di lingkungan warga terkecil tumbuh sebuah gerakan mengurai sampah secara mandiri. Setidaknya, ini menjadi upaya mengatasi masalah sampah di Yogya yang tak kunjung usai,” kata Subardi, di Tempel, Sleman, DIY, Minggu (13/8)
TPS 3R Ben Resik merupakan salah satu dari 32 TPS 3R terbaik di Kabupaten Sleman yang berada di Desa Margorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman. Pengelolaan sampah TPS 3R Ben Resik fokus pada pembuatan kompos dan pemilihan sampah-sampah yang dapat didaur ulang kemudian dijual menjadi barang ekonomi, antara lain plastik, kardus, dan botol.
“Masyarakat akan terbangun kesadaran lingkungan, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi produk daur ulang,” tambah Mbah Bardi, sapaan akrabnya.
Sementara, Utami, warga Papringan Sleman mengaku kali pertama melihat langsung daur ulang sampah. Di sini, ia melihat para pengepul sampah datang dari berbagai tempat untuk menjual sampahnya menjadi bahan daur ulang. Dengan pelatihan ini, ia bersama kelompoknya akan membentuk gerakan olah sampah mandiri, memilah sampah anorganik untuk selanjutnya dibawa ke TPS 3R.
“Kita bisa belajar cara pengolahan sampah dan pemilahan sampah. Di Yogya atau Papringan khususnya, sampah menjadi masalah yang pelik. Harus kita atasi bersama-sama. Kepada mbah bardi terima kasih supportnya telah membawa kami ke sini,” terang Utami.
Purwanto, selaku pembina TPS 3R Ben Resik mendukung konsep yang dibawa Subardi. Pelatihan ini akan memberdayakan semua pihak. Warga bisa memilah sampahnya dan pekerja sampah mendapat pasokan bahan baku daur ulang.
“Konsep Mbah Bardi bagus karena memberdayakan semua pihak. Di sini warga akan paham cara pengelolaan sampah, terutama sampah anorganik berupa botol-botol, kemudian diolah menjadi butiran-butiran atau bahan baku untuk didaur ulang,” kata Purwanto.
Kepada Subardi, Purwanto turut menyampaikan aspirasi agar mendapat bantuan tambahan mesin pengolah limbah nonorganik. Subardi menyanggupi dan akan mengawal aspirasi tersebut.(rls/*)