JAKARTA (KASTANEWS.COM)– Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (10/8/2025) malam.
Dalam kegiatan yang digelar Pengurus Besar (PB) Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabaroh Ahlussunnah Wal Jamaah (Jatma Aswaja) itu, Menag mengajak masyarakat menjadikan Indonesia sebagai rumah besar umat beragama.
“Mari kita menjadikan Indonesia ini sebagai rumah besar bagi umat beragama, rumah besar untuk kita semuanya,” ujarnya.
Dia mengatakan, pada malam ini, semua orang menyaksikan resepsi perkawinan antara agama dan bangsa. Di Masjid Istiqlal pula, dilakukan salat Isya dengan pengajian Al-Qur’an, tapi setelah itu juga menyaksikan lagu kebangsaan Indonesia.
“Malam ini juga kita menyaksikan perkawinan antara syariah dan tasawuf yang ditandai dengan peresmian organisasi tarekat yang kita saksikan bersama tadi dan di tempat ini juga kita menyaksikan perkawinan antara para penghuni langit dan kita semuanya para penghuni bumi,” tuturnya.
“Barang siapa berfikih tak bertasawuf maka itu adalah fasik, rusak, tetapi barang siapa bertasawuf tapi tidak berfikih maka itu zindiq, rusak juga. Barang siapa menggabungkan keduanya maka itulah yang benar,” jelas Menag.
Dia menjelaskan, malam ini semua menyaksikan rangkaian perkawinan yang sangat monumental dalam rangka memperingati HUT ke 80 RI di Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal pun menjadi saksi semuanya.
“Tapi masjid ini juga menjadi rumah besar untuk kemanusiaan, bukan saja umat Islam yang bisa hadir di tempat ini, akan tetapi mencontoh masjidnya Rasulullah,” kata dia.
Dia mengungkapkan, sebagaimana diriwayatkan, Rasulullah SAW pernah mengundang tokoh-tokoh lintas agama untuk hadir di masjidnya. Disebutkan ada 60 tokoh lintas agama diundang pada waktu itu, dipimpin oleh Abdul Masih lengkap nama-namanya dari berbagai agama dan kepercayaan.
“Jadi apa yang kita lakukan di Masjid Istiqlal ini, kehadiran tokoh-tokoh agama lain itu sesungguhnya mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad SAW,” ungkapnya.
Dia lantas menyinggung, mestinya rumah-rumah ibadah itu juga sekaligus menjadi rumah kemanusiaan, siapa pun membutuhkan pertolongan, maka sebaiknya di masjid atau di rumah-rumah ibadah itu ada yang bisa memberikan pertolongan.(rah)