SUKABUMI (Kastanews.com): Lembaga Wakaf (LW) Doa Bangsa diberi amanah menjadi Peserta Penuh dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) ke III Forum Wakaf Produktif (FWP) yang dilangsungkan di Darut Tauhid, Bandung, Jawa Barat, 5-7 September 2024.
“Artinya, Lembaga Wakaf Doa Bangsa sebagai Nazhir yang tersertifikasi sudah naik kelas dan sudah dipercaya untuk menjalankan fungsi dan perannya sebagai lembaga wakaf yang kuat dan profesional untuk menjadi yang lebih baik lagi. Ini harus kita syukuri dengan bukti kerja nyata,” ungkap Dewan Pengarah LW Doa Bangsa, H Ayep Zaki S.E., M.M., dalam keterangannya, Sabtu (7/9).
Munas FWP yang juga dihadiri 55 lembaga Nazhir, perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI), Direktorat Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, serta Bank Indonesia, Bank Muamalat, BSI, BJB Syariah, Fundex, BPRS HIK Parahiyangan, dan LKS PWU lainnya, ini berharap agar Nazhir Wakaf terutama Nazhir Wakaf Uang, sejatinya memiliki kemampuan yang setara dengan Manajer Investasi.
“Indonesia ini negara yang sangat kaya. Bukan hanya soal suku dan budaya, tetapi juga alamnya yang sangat subur dan menyimpan kekayaan yang luar biasa. Maka jika Nazhir yang sudah tersertifikasi ini bisa bekerja dengan penuh amanah, jujur dan profesional, maka bukan hal yang tidak mungkin, dari lembaga wakaf atau konsorsium lembaga wakaf ini, mampu memberikan kontribusi ketahanan perekonomian nasional seperti yang telah dicanangkan dalam peta wakaf nasional menuju Indonesia emas di tahun 2045 oleh BWI,” terang Ayep Zaki.
Dari sejumlah nara sumber yang sengaja dihadirkan dalam Munas FWP tersebut juga menyampaikan point-point penting agar lembaga wakaf bisa bekerja maksimal dengan capaian hasil yang juga maksimal. Sebut misalnya dalam marketing wakaf, bukan hanya projectnya yang dikedepankan, tetapi juga siapa Mauquf Alaihnya atau pihak yang ditunjuk memperoleh manfaat wakaf.
Calon Walikota Sukabumi Ayep Zaki juga mengungkapkan, bahwa Nazhir meski sudah tersertifikasi dan menjadi anggota FWP, tetap harus bekerja dari bawah. Menurutnya, tidak ada hasil yang maksimal tanpa perjuangan dari bawah.
“Oleh karenanya lembaga wakaf juga harus produktif, inovatif dan mampu membaca perkembangan zaman. Karena di Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim, tidak semuanya paham wakaf, maka perlu ada upaya peningkatan literasi wakaf yang secara terus menerus disampaikan ke masyarakat, mengikuti perkembangan teknologi, melunakkan regulasi agar tidak terkesan kaku dan wakaf itu sendiri harus fungsional karena wakaf ini merupakan salah satu pilar kesejahteraan bangsa,” tandas Ayep Zaki.
Mengutip data dari BWI, tambah Ayep, bahwa salah satu tantangan besar bagi kemajuan industri perwakafan di Indonesia adalah kompetensi Nazhir. Nazhir yang dinyatakan aktif bekerja menjalankan tugas dan fungsinya saat ini, tidak lebih dari 16 persen saja dari total Nazhir yang ada.
“Oleh karenanya, semua elemen harus benar-benar bisa membangun kesadaran ekosistem wakaf sebagai jalan menuju kesejahteraan seluruh umat dan LW Doa Bangsa akan terus berkomitmen dan istiqomah dalam menjalankan tugasnya, seperti saat ini LW Doa Bangsa mulai berpartisipasi aktif dalam program pemerintah yaitu akselerasi pengembangan wakaf, seperti inkubasi wakaf produktif dan kota wakaf.” pungkas Ayep Zaki.(*)