Jakarta (Kastanews.com)- Gonjang ganjing soal adanya dugaan kejanggalan terhadap tender Lelang Pengadaan Optimalisasi Value Chain Analytics di Bank BNI semakin menuai kontroversi.
Kabar terbaru, laporan kasus tersebut telah di respon oleh KPK, yang mana dalam hal ini pihak KPK telah menghubungi pelapor lewat Telpon 0221- 25578XXX Selasa pagi (28/11/2023) dan mempertanyakan secara mendetail terkait kasus tersebut.
Dikutip dari figurnews, pelapor menyampaikan dan menceritakan saat dirinya dihubungi oleh KPK saat kantor antirasuah tersebut menggali lebih dalam soal kasus yang mendera Bank BNI.
Dalam hal ini, pihak KPK menjelaskan sekaitan tentang dokumen yang masuk dan mereka meminta tambahan yang lain tentang dugaan kasus pengadaan Lelang Pengadaan Optimalisasi Value Chain Analytics di Bank BNI.
“Ini kan kemaren menyampaikan, terkait ini ya pak, pengadaan Lelang Pengadaan Optimalisasi Value Chain Analytics di Bank BNI. Dalam hal ini, bapak menyampaikan bahwa diduga permainan direksi, dan kemudian ada pengaturan lelang. Dan itu pengaturannya seperti apa ?”kata Laksmi, Selasa pagi (28/11/2023).
“Dan keterlibatan direksi itu seperti apa dan pengujian speeck ini yang bagaimana?” katanya lagi.
“Itu sesuai dengan data yang kami berikan sama KPK, mana software dan hardware yang kami sampaikan sangat beresiko dan itu sudah kejadian dibeberapa Bank, baik milik pemerintah maupun swasta dan berdampak kerugian bagi nasabahnya.”
“Bapak yang disampaikan ini yang agak cukup relevan kan hanya surat yang terkait penawaran lelang itu ya, pengumumannya itu ya. Cuma data yang dilampirkan dengan informasi yang Bapak sampaikan itu masih belum menjelaskan. Dimana letaknya persoalan yang mereka lakukan.”ujar Laksmi.
Kita pun minta lebih mendalam persoalannya di mana tercantum dalam persoalan ini apa-apa aja ya yang telah dilakukan. Untuk arah gratifikasi atau bermain gitu jadi nanti kita koreksi lah dengan pihak KPK sama Ibu nanti.
Di samping itu, Bu Laksmi juga menyampaikan, bahwa ini merupakan tanggapan atau respon dari kami (KPK) terhadap surat laporan pengaduan yang disampaikan.
Sekaitan tentang dugaan pengadaan Lelang Pengadaan Optimalisasi Value Chain Analytics di Bank BNI. Lelang tersebut ternyata memiliki resiko yang sangat tinggi jika pihak BNI kurang jeli dalam memilih mitra kerjasama di bidang IT.
Menurut informasi, lelang atau tender yang dilakukan oleh BNI memang diikuti oleh beberapa peserta yang sudah berpengalaman di bidang IT.
Namun ada beberapa peserta yang ikut lelang tercatat sebagai perusahaan beresiko, CVE (Common Vulnerability Exposure) – yang artinya, Paparan Kerentanan Umum dan salah satunya diduga adalah TigerGraph.
“Namun ada beberapa peserta yang ikut lelang tercatat sebagai perusahaan beresiko, CVE (Common Vulnerability Exposure) – yang artinya, Paparan Kerentanan Umum dan salah satunya diduga adalah TigerGraph,” ungkap dari narasumber yang enggan disebutkan namanya pada Redaksi FigurNews.com beberapa waktu lalu.
Terkait tentang dugaan pengadaan Lelang Pengadaan Optimalisasi Value Chain Analytics di Bank BNI tidak sesuai ketentuan dan juga terindikasi beresiko. Awak media juga konfirmasi dan klarifikasi tentang dugaan tersebut dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Toto Prasetio sebagai Direktur Technology & Operations Bank BNI Tbk yang juga mantan Senior Executive Vice President (SEVP) Teknologi Informasi Bank Mandiri.
Namun hingga berita ini ditayangkan Toto Prasetio sebagai Direktur Technology & Operations Bank BNI Tbk tidak memberi jawaban.(rah)