JAKARTA (Kastanews.com) – Komisioner Komnas HAM , Beka Ulung Hapsara mengatakan, istilah ‘skuad’ dalam perbincangan antara Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) dengan kekasihnya yakni Vera sebelum terjadinya pembunuhan di Rumah Dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan akhirnya terungkap.
Skuad yang seringkali disebut sebagai aktor pembunuhan Brigadir J ternyata bukanlah seorang ADC atau penjaga, melainkan seorang Sopir dan Asisten Rumah Tangga (ART) dari Irjen Pol Ferdy Sambo yakni, Kuat Ma’ruf.
“Jadi memang hasil temuan Komnas menjadikan soal dalam skuad itu bukan kumpulan orang, tetapi itu nama Kuat Ma’ruf yang disebut sebagai si kuat, ini didengar dalam situasi panik atau apa jadi skuad gitu kan,” ujarnya kepada wartawan di Komnas HAM, Selasa (23/8/2022).
Oleh karena itu, keterangan yang menyebutkan bahwa ‘skuad’ lama yang dimaksud sebelumnya adalah anggota penjaga terpatahkan dengan adanya keterangan tersebut. “Ini juga membuat clear, membuat jelas apa yangg dimaksud banyak indikasi skuad lama-skuad baru,” terangnya.
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, dalam rapat dengan Komisi III DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/8/2022). Komnas HAM mengungkapkan hasil penelusuran terkait tewasnya Brigadir Yosua termasuk soal komunikasi dengan keluarga Brigadir Yosua dan pacar Brigadir Yosua, Vera.
“Kami komunikasi dengan Vera dan kami mendapatkan keterangan cukup detail. Memang betul tanggal 7 Juli malam, ada ancaman pembunuhan,” ucap Anam.
Seperti diketahui, Brigadir Yosua tewas dibunuh pada 8 Juli 2022. Kala itu, Vera menyebut ancaman berasal dari ‘skuad’. Tapi Vera tahu siapa yang dimaksud dengan ‘skuad’ yang mengancam Yosua. “Siapa yang melakukan? Vera bilang oleh skuad. Skuad ini siapa, apa ADC, apa penjaga, sama sama tidak tahu, saya juga tidak tahu,” papar Anam.
“Ujungnya nanti kita tahu bahwa skuad yang dimaksud itu adalah Kuat Ma’ruf. Si Kuat, bukan skuad penjaga ternyata,” sambungnya.(rah)