Kilang Raksasa, Sesumbar Ekspor Solar di 2026

Kilang Raksasa, Sesumbar Ekspor Solar di 2026

JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Indonesia akan berhenti melakukan kegiatan impor Bahan Bakar jenis solar pada tahun 2026.

Hal ini didorong dengan beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan atau RDMP Balikpapan milik PT Pertamina (Persero) pada 10 November 2025 ini.

“Tadi kami melaporkan kepada Bapak Presiden, 2026, insyaAllah kita nggak akan impor solar lagi. Kenapa? karena RDMP kilang kita yang di Balikpapan insyaAllah 10 November ini akan kita resmikan,” kata Bahlil usai melakukan rapat terbatas dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/11/2025).

Bahlil menjelaskan, pemerintah juga mendorong pemberlakuan campuran bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50% atau B50.”Kalau kita dorong B50 lagi untuk ke depan, berpotensi untuk kita bisa suplai, kita bisa terjadi lebih terhadap solar dan bisa kita ekspor. “Ada dua, B50 tetap kita dorong. Jadi kalau bisa kita, kalau lebih kita ekspor,” ujar Bahlil.

Terkait seberapa besar dampak proyek RDMP Balikpapan dalam menekan impor solar, Bahlil mengaku masih melakukan hitung-hitungan. Dia menilai apabila kilang RDMP beroperasi disusul implementasi mandatori B50, tahun depan stok solar Indonesia akan sangat melimpah.

“Kita lagi hitung, tapi yang jelas kita targetkan RDMP jadi, B50 jadi, kita akan over supply untuk solar,” jelas Bahlil.

Indonesia sebentar lagi mempunyai kilang minyak raksasa dan terbesar baru dengan kapasitas olahan 360 ribu barel per hari (bph). Kilang yang dimaksud yakni kilang Balikpapan dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI beberapa waktu lalu menerangkan penyelesaian pembangunan Kilang Balikpapan ditargetkan rampung pada November 2025.

Setelahnya pada tanggal 17 November 2025, diyakini sudah beroperasi dengan kapasitas minimal. Dengan kapasitas olahan minyak mentah sebesar 360 ribu bph tersebut, Kilang Balikpapan ini akan menjadi kilang terbesar baru yang beroperasi di Tanah Air, menyalip Kilang Cilacap yang berkapasitas 345 ribu bph.

Proyek RDMP RU V Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) yang merupakan Subholding Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero).

Adapun dengan kapasitas tersebut, produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kilang Balongan meningkat menjadi 339 ribu barel per hari (bph). Jumlah tersebut meningkat signifikan dari yang sebelumnya hanya sebesar 197 ribu bph.

Terdiri dari jenis bensin sebesar 142 ribu bph dari sebelumnya 42 ribu bph, Solar 156 ribu bph dari 125 ribu bph, dan avtur 41 ribu bph dari sebelumnya 30 ribu. Apabila dikonversikan menjadi liter, maka total produksi BBM yang dihasilkan Kilang Balikpapan yakni mencapai 53,9 juta liter/hari.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *