JAKARTA (Kastanews.com)- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan antidote (penangkal) Fomepizole untuk gagal ginjal akut tidak akan digunakan dalam waktu yang lama kepada pasien.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril dalam konferensi pers Update Gagal Ginjal Akut di Indonesia yang digelar secara online, Selasa (25/10/2022).
“Kasus yang diberikan pada pasien-pasien yang sudah memiliki gejala-gejala gangguan ginjal. Seperti berkurangnya jumlah buang air kecil dan sampai yang gejala berat,” kata dr Mohammad Syahril.
Menurutnya, penggunaan antidote Fomepizole sudah terbukti dari pasien-pasien yang dirawat di RSCM. Hasilnya dikatakan cukup efektif, sehingga hal ini juga jadi alasan pemerintah memesan antidote Fomepizole untuk pasien gagal ginjal akut.
Untuk dosisnya, dr Syahril menerangkan hanya diberikan 5 kali penyuntikan untuk setiap pasiennya. Saat ini pasien di RSCM sudah mendapatkan 3-4 kali penyuntikan antidote Fomepizole.
“Jadi dari aturan pemakaiannya memang sebanyak 5x penyuntikan dan di rscm sudah dilakukan 3x dan ada yang 4x hasilnya menunjukkan perbaikan. Kita akan setop untuk penggunaan antidote ini karena tidak gunakan secara terus-menerus,” jelas dr Syahril.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan efektivitas antidote Fomepizole, sejauh ini cukup efektif. Menurutnya, fomepizole ampuh menurunkan fatality rate kasus gagal ginjal akut pada anak.
“Bahwa kami beranggapan obat ini efektif dan kami akan mendatangkan obatnya. diharapkan obat ini dapat menurunkan fatality rate-nya. Jadi selain kita cegah penyakitnya tapi juga treatmentnya,” jelas Menkes Budi baru-baru ini.(rah)